Tantangan di Balik Meja HR, Pemoles Potensi Internal Perusahaan dengan Sentuhan Manusiawi 

waktu baca 7 menit
Jumat, 25 Apr 2025 14:25 0 237 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Human Resources (HR) merupakan divisi yang punya peranan penting di sebuah korporasi, karena mengatur Sumber Daya Manusia (SDM) dalam perusahaan.

Bekerja sebagai HR harus mampu mengelola internal demi mewujudkan tujuan.

Namun, pekerjaan HR ternyata tidak hanya sebagai pengatur manusia yang ada di dalam perusahaan saja, HR juga bertugas menciptakan lingkungan kerja yang baik dan nyaman bagi para pekerja.

Sebagai salah satu orang yang bekerja di posisi HR, Putri Fidya Handayani menemukan ragam tantangan.

Pasalnya, segala dinamika antar manusia di suatu perusahan atau kantor sering terjadi, sehingga menciptakan warna-warni, maka jika tidak segera diseragamkan berpotensi memicu gangguan kerja.

“HR punya peran penting di perusahaan karena mengatur bahan bakar perusahaan (SDM), melakukan mix and match banyak manusia dengan segala keinginannya agar sesuai dengan goals perusahaan tanpa terlepas dari dinamika di dalamnya, seperti emosi, gimana caranya kerja efektif efisian dengan meminimalisisr kesalahan. Menjadi HR pekerjaan yang menguras tenaga karena meski kelihatan diam di balik meja, tapi berpikir terus tentang inovasi apa yang bisa dilakukan untuk peengembangan SDM, memberikan treatment untuk karyawan, menyelesaikan konflik,” ungkapnya saat dihubungi Mondes.co.id.

Bagi Putri, HR diibaratkan dua sisi, satu sisi adalah perusahaan, sedangkan sisi lainnya karyawan.

Maka dari itu, HR harus menghubungkan antara kemauan perusahaan dengan tim yang bekerja di dalamnya agar seimbang.

HR harus mampu memahami karakter setiap orang, punya kemampuan mengorganisasi tim, berjiwa leadership, cakap menata komunikasi antar pihak, dan pandai memahami tata kelola perusahaan.

Selain itu, HR perlu menghadirkan situasi enjoy bagi karyawan agar terus berkembang maupun berbenah.

“HR sangat vital ibarat sebuah jembatan menghubungkan perusahaan ke tim yang bekerja di dalamnya, misalkan gak bisa balance menyampaikan arahan perusahaan ke karyawan dan sebaliknya akan memicu konflik, karyawan juga bisa burn out. HR harus bijak memposisikan diri di tengah-tengah” ucap perempuan yang menjabat selaku HR di sebuah perusahaan fashion manufaktur di Kabupaten Pati.

BACA JUGA :  Mayat Wanita Ditemukan di Pantai Bulu, Identitas Belum Diketahui 

Menurutnya, manusia adalah makhluk yang dinamis, lantaran tiap pribadi dianugerahi kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda.

Oleh sebab itu, Putri menganggap para karyawan perlu suasana kerja yang bisa membuat mereka nyaman untuk terus belajar dan bertumbuh.

“Sering banyak ngobrol, evaluasi ketika terjadi kesalahan tanpa blaming dan fokus buat cari solusi bareng, kasih kesempatan mereka memperbaiki kesalahan. Refreshing bareng jika menghadapi rasa jenuh juga dibutuhkan jadi biar setelah refreshing bisa semangat lagi kerjanya, apalagi sekarang aku kerja bareng banyak gen Z yang juga perlu diakomodir kebutuhannya,” urai perempuan asal Desa Tambahagung, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati tersebut.

Perempuan lulusan Sarjana (S1) Universitas Brawijaya Malang itu bukanlah orang baru di dunia pekerjaan di bidang pelayanan.

Sebelum menjadi HR, Putri telah menelan banyak asam-garam pada karirnya, antara lain Public Relations (PR) di perusahaan start up, redaktur freelance perusahaan, peneliti di laboratorium kampus, kini posisi HR sejak 2021 hingga sekarang di perusahaan fashion manufaktur yang berada di Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.

“Sejak 2019 aku sudah bekerja di perusahaan start up di Malang dengan posisi PR, kemudian terjun di HR pada 2021 sampai sekarang. Selain itu pernah jadi penulis dan peneliti di laboratorium kampus, juga redaktur di salah satu perusahaan. Kini aku HR di perusahaan fashion manufaktur,” terang wanita berusia 27 tahun itu.

Meski awalnya Putri tak pernah bercita-cita menjadi HR, tetapi karir tersebut membawanya nyaman pada dunia kerja.

Apalagi, pekerjaan ini disukainya karena linier dengan skill yang dimiliki wanita dengan segudang prestasi karya ilmiah tersebut.

“Dari awal gak pernah bercita-cita menjadi HR, cuma dari dulu suka pekerjaan yang people oriented, seperti mengatur SDM di organisasi, senang public speaking juga. Bidang ini linier dari yang aku inginkan dan aku juga senang ngerjainnya,” ujar gadis lulusan Ilmu Administrasi Publik Universitas Brawijaya Malang.

Perempuan gigih itu mulai bekerja secara formal dari Senin sampai Sabtu pukul 08.00 sampai dengan 17.00 WIB.

Meski demikian, ia tetap standby memberikan upaya terbaik bagi karyawan jikalau ada sesuatu berkaitan dengan perusahaan.

Ia tak henti menyiapkan treatment kepada tim yang bekerja untuk meringankan masalah secara personal.

BACA JUGA :  Truk Tambang ODOL Kembali Melintas di Jalur Tayu-Puncel

“Di luar jam kerja standby aja jika ada tim yang membutuhkan pertolongan yang urgent, tidak wajib juga sebenernya. Mereka kontak aja kalau butuh aku dan aku selalu ada ketika mereka butuh, intensitas kerjanya Senin sampai Sabtu kerjaannya full, lumayan padat,” urainya.

Ia turut menjelaskan tentang mekanisme perekrutan tenaga kerja di sebuah perusahaan, bahwa setiap kali interview mencari kandidat sesuai kualifikasi perusahaan. Serta research diutamakan untuk menelusuri latar belakang dari si pelamar, demi menilai sejauh mana orang tersebut layak.

“Dari kebutuhan perusahaan aku olah dan mencarikan kandidat yang sesuai dengan kualifikasi. Kalau menyeleksi tenaga kerja di awal kita kenali kandidat kayak gitu lewat cross check, pengalaman di CV (Curicculum Vitae), Psikotest, interview dan hal-hal kecil yang kandidat tersebut lakukan selama rekrutmen,” beber Putri.

Ia punya strategi mengidentifikasi pelamar kerja dari caranya menjawab pertanyaan interview dan riset.

Bahkan, siap-siap saja jika pertanyaan yang diucap dari seorang Putri berbeda dari pertanyaan template yang diperkirakan para calon kandidat.

“Kita tahu kalian kasih jawaban template, saranku template itu dijadikan referensi jangan plek-ketiplek, karena kita tahu pas kalian menjawab, kalian menjual pengalaman untuk diterima kerja. Namun kalau rekrutmenku, aku juga menambahkan seleksi teknis untuk jadi perbandingan,” jelas perempuan ramah itu.

Pencarian tenaga kerja dilakukan sistemik supaya sejalan dengan tujuan perusahaan. Hal ini melatarbelakangi proses rekrutmen yang tepat supaya tenaga kerja satu visi-misi dengan perusahaan tersebut.

Di sisi lain, lika-liku perjalanan HR dihadapkan dengan adanya kualifikasi calon karyawan yang hendak interview.

Ia selalu menguji skill dan kapasitas yang bersangkutan secara sungguh-sungguh melalui Standar Operasional Prosedur (SOP) perusahaan.

Kondisi demikian, perlu diantisipasi dengan melakukan seleksi secara kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Menanggapi fenomena HR bersinggungan orang titipan, kalau mereka tak sesuai kualifikasi atau skill yang dibutuhkan, di sisi lain ada orang yang nitipin harus diantisipasi, aku gak yang begitu berat, tetap diproses sesuai standar di awal. Jika titipan tapi tidak ada skill maka bisa dibilang tidak sesuai kualifikasi maka perlu bukti,” ujar wanita yang juga aktif menjadi freelance recruiter di wilayah Kabupaten Pati itu.

BACA JUGA :  Siapkan Rp4 Miliar, Revitalisasi Alun-alun 1 Jepara Segera Dilaksanakan

Selain aktif menjadi HR di perusahaan utamanya, Putri juga aktif terlibat sebagai perekrut tenaga kerja di setiap perusahaan yang berminat menggunakan jasanya.

Terlebih, pengalaman dan kapasitas Putri sangat bagus untuk menyeleksi para pelamar agar perusahaan mendapat talenta yang terbaik.

Ketika ada perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja lalu membutuhkan jasanya, ia kemudian memanfaatkan aplikasi pencarian kerja dan metode lain.

“Aku HR generalist jadi mengurus absensi, rekrutmen, evaluasi dan training, payroll, semua aku kerjaan sendiri. Sedangkan, kalau freelance recruiter aku membantu perusahaan yang butuh kandidat, mulai posting loker (lowongan kerja), sortir lamaran, psikotest, offering gaji, traning, evaluasi, interview, jadi tidak terikat kontrak secara resmi, hanya bantu. Teknis kerja freelance, perusahaan terkait yang ngontak aku,” papar perempuan dengan penampilan elegan itu.

Menurut Putri, kecakapan seseorang di dunia kerja dilihat dari berbagai tolok ukur, mulai dari kepribadian maupun kemampuan.

Sebagai seorang HR, ia mencegah ketimpangan yang terjadi antar personal di perusahaan, seperti gap antara pekerja lama dengan fresh graduate atau karyawan baru.

“Aku melihat hard skill dan soft skill, penting juga etika karena sepintar apapun skill kalau gak ada etika yang bagus ku rasa bukan kandidat yang layak diunggulkan, etika dalam bersosialisasi membawa diri ke pergaulan seperti apa, terhadap atasan, teman kerja, bawahan ketika jadi leader seperti apa. Lalu soft skill dan tanggung jawab,” kata Putri.

Menurutnya, HR memiliki treatment untuk memanusiakan manusia di dunia kerja, karena pekerja bukanlah mesin yang harus bekerja dengan instruksi tombol on/off.

Segala keputusan di tim dirembuk secara demokratis dan ia memfasilitasi pekerja untuk terus berkembang di perusahaan.

“Aku masih perlu belajar sampai sekarang, background administrasi publik dengan konsentrasi ilmu manajemen Sumber Daya Manusia dan kebijakan publik. Bagi saya HR punya gaya kerjanya masing-masing, ada sisi kemanusian yang kita junjung, keputusan kita ambil secara demokratis, pikirkan pendapat mereka mendiskusikan apa yang diinginkan terhadap perusahaan, impove pekerjaan, dan memberikan porsi belajar di peursahaan agar berkembang,” tutupnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini