PATI – Mondes.co.id | Sebagian pola tanam bawang merah di Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati memakai mulsa.
Perlu diketahui, mulsa adalah penutup tanah yang terbuat dari bahan organik ataupun non organik yang berguna menjaga kelembaban tanah.
Mulsa organik kerap memanfaatkan jerami, sedangkan mulsa non organik mengunakan plastik penutup tanah berwarna hitam atau silver.
“Mulsa adalah penutup tanah atau guludan bisa dari plastik hitam/perak. Atau mulsa organik contohnya jerami, gunanya untuk menjaga kelembaban tanah,” ungkap salah satu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Jaken, Endrawati saat ditanya Mondes.co.id belum lama ini.
Ia mengungkapkan, kegunaan mulsa untuk menekan pertumbuhan gulma dan melindungi tanah atau tanaman dari suhu ekstrem.
Biasanya, petani bawang merah setempat banyak yang menggunakan mulsa.
“Ada yang pakai mulsa, ada yang tidak. Selain gunanya untuk menjaga kelembaban tanah, mulsa juga menekan pertumbuhan gulma dan melindungi tanah atau tanaman dari suhu ekstrem, misalnya kalau kena hujan bisa erosi tanah guludane, terus juga jatuhnya air hujan tidak langsung ke tanah, karena tanah biasanya membawa jamur atau bakteri,” papar Endrawati.
Ia turut menjelaskan pola budi daya bawang merah. Pada musim tanam (MT) 1 lahan dibajak, untuk kemudian digulud.
“Pengolahan tanah musim tanam 1 ditraktor atau dicultivator, tergantung kondisi tanah bekas tanaman. Kemudian digulud atau dibuat bedengan lebar 1 meter hingga 1,2 meter dengan tinggi bedengan rata-rata 25 sentimeter,” jelasnya.
Lebih lanjut, pemilihan bibit disesuaikan dengan cuaca.
Kemudian, penanaman rata-rata 20 x 20 sentimeter atau 15 x 20 sentimeter.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar