PATI – Mondes.co.id | Kabupaten Pati harus mendatangkan cabai dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan lokal.
Pasalnya, ketersediaan lahan pertanian cabai di Pati terbatas dan tersebar di beberapa wilayah saja.
“Di Kabupaten Pati, kita bukanlah penghasil cabai. Peran kita hanya sebatas sebagai penyalur. Kita masih bergantung pada pasokan cabai dari daerah luar,” kata Nikentri Meiningrum sebagaimana Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, Rabu, 20 Desember 2023.
Apabila dihitung, petani lokal Bumi Mina Tani hanya mampu menghasilkan sebanyak 929,7 ton cabai setiap tahunnya.
Sementara itu, kebutuhan cabai mencapai 8.564,98 ton per tahun. Dengan demikian, terdapat defisit sebesar 6.635,28 ton cabai pada tahun 2023.
“Produksi cabai mencapai 929,7 ton dengan permintaan sebanyak 8.564,98 ton. Namun, ketersediaan hanya mencapai 10,85 persen, sehingga terjadi defisit sebesar 89,14 persen atau setara dengan 6.635,28 ton. Akibatnya, pasokan cabai harus disupplay dari kabupaten atau kota lain,” terang Niken.
Bukan hanya cabai, tetapi juga komoditas pangan lainnya, seperti telur mengalami defisit sebesar 18,66 persen.
Permintaan telur di Kabupaten Pati mencapai 9.266.380 kilogram setiap tahun, sementara produksi hanya mencapai 7.537.047 kilogram per tahun.
“Termasuk telur masih sekitar 80 persen untuk kebutuhan dalam kota yang bisa kita cukupi. Yang lainnya masih dari luar,” ucapnya ketika diwawancarai.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar