Tahun Ajaran Baru Kampus: Bisnis Konveksi Pakaian Menggeliat dengan Pesanan Massal

waktu baca 4 menit
Selasa, 29 Agu 2023 12:24 0 881 Singgih Tri

KUDUS – Mondes.co.id | Perguruan tinggi telah memasuki kalender akademik baru. Ragam aktivitas kampus pun dimulai. Berbagai kebutuhan mahasiswa di tahun ajaran baru tengah diperhitungkan, seperti seragam kelas, seragam organisasi, seragam program studi, maupun outfit penunjang kegiatan kemahasiswaan lainnya.

Kesempatan itu menjadi berkah bagi pelaku usaha konveksi pakaian asal Kabupaten Kudus, M Naili Rizki Setiawan (24). Momen mulainya masa perkuliahan di tahun ajaran baru membuat dirinya dihubungi banyak mahasiswa guna keperluan pembuatan kaos, kemeja, jas, jaket, serta seragam identitas apapun.

“Situasi seperti ini menjadi momen terlaris ketika waktu mahasiswa baru, keanggotaan organisasi baru, dan waktu penerimaan peserta didik baru. Alhamdulillah banyak dari UMKU, UMK, IAIN Kudus dan lain-lain. Biasanya paling banyak jas sekolah, jas resmi, sama kemeja organisasi,” ucap Rizki saat ditanya Mondes.co.id, Selasa, 29 Agustus 2023.

Ia mengaku dalam satu bulan mampu memperoleh orderan 300 sampai dengan 1.000 pcs. Orderan yang yang ia terima biasanya datang dari mahasiswa baru, panitia pelaksana penerimaan peserta didik baru, penyelenggara event ospek, pejabat kampus, pejabat daerah, politisi dan organisasi maupun komunitas lainnya. Pesanan datang tidak hanya dari Kudus saja, melainkan ada yang dari luar kota bahkan luar pulau.

“Orderan datang dari berbagai macam, mulai dari sekolah maupun universitas di Kudus, Rembang, Blora, Demak, Semarang, Salatiga. Luar jawa juga sering, pernah ada Kalimantan dan Sulawesi. Pernah juga nyampai ke Timor Leste,” sebutnya.

“Birokrasi IAI Khozinatul Ulum Blora, Unisnu Jepara, IAIN Kudus, pejabat Ketapang Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Pariwisata Kabupaten Kudus, dan klub-klub motor atau mobil pernah order di tempat saya,” sambung Rizki.

BACA JUGA :  Jepara Luncurkan Elektronik Katalog Sektor Konstruksi Keciptakaryaan

Usaha yang ia rintis sejak 2019 lalu mampu mendulang pendapatan Rp2 juta sampai Rp7 juta per bulan. Proses produksi yang ia lakukan membutuhkan waktu tujuh hari dari pemesanan.

“Kami mampu menyelesaikan tujuh hari dari pemesanan, semua bergantung pada tingkat kerumitan desain. Tahapan produksinya, pertama beli kain sesuai dengan yang mereka pesan. Kedua pemotongan kain. Ketiga, kain dalam proses penjahitan. Keempat masuk proses bordir komputer (bagi yang minta dibordir) dan yang minta disablon juga nanti disablon. Kelima, finishing mulai dari dari pasang kancing, pengecekan kualitas jahitan sablon maupun border. Setelah disetrika, baru di-packing dan dikirim,” jells Rizki saat diwawancarai.

Menurut Rizki, menekuni usaha konveksi pakaian amat menantang, mengingat persaingan harga di industri konveksi pakaian sudah mulai banyak terjadi. Selain itu, persaingan mencari tenaga kerja sulit lantaran banyak sumber daya manusia (SDM) di daerahnya yang terserap di pabrik-pabrik besar.

Ia punya motivasi menjadi pengusaha sukses. Kala menjadi mahasiswa, dirinya mengamati kebutuhan organisasi kampus akan seragam baru. Berawal dari sana, ia mengambil peluang memulai bisnis konveksi pakaian.

“Tantangan yang saya hadapi banyak, apalagi saya memulai usaha ini sendirian dari modal nol rupiah. Mulai persaingan harga, pencarian SDM yang semakin lama semakin sulit, karena kebanyakan kalau di Kudus sendiri pada keserap sama pabrik-pabrik di Kudus maupun di Jepara dan sekitarnya,” ucapnya.

Untuk bertahan di tengah persaingan industri konveksi pakaian, maka ia mencari bibit-bibit muda untuk menstabilkan SDM yang dimiliki. Rizki terus berupaya menjaga kualitas dengan harga yang ramah di kantong. Pasalnya, kini rata-rata konsumen memilih jasa konveksi yang murah dengan kualitas bagus. Itu mengapa, ia hadir dengan menawarkan usaha konveksi pakaiannya melalui berbagai cara, antara lain online shop dan media sosial.

BACA JUGA :  Memulai Sejak Duduk di Bangku Perkuliahan, Perempuan Pati Sukses Kelola Bisnis Retail

Tak ada kendala berarti baginya, paling kendalanyan hanya sebatas deadline pemesanan. “Kendala yang biasanya sering ditemui adalah pas waktu kain kosong, deadline mepet, di tambah juga karyawan yang tiba-tiba sakit waktu deadline mepet,” sautnya.

Harga pun terjangkau, untuk harga kaos mulai dari Rp25.000 sampai dengan Rp70.000. Harga kemeja pakaian dinas harian (PDH) mulai dari Rp75.000 sampai dengan Rp95.000. Harga jas dan jaket mulai Rp85.000 sampai 800.000.

Berlokasi di Desa Lau RT 02/RW 07, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, usaha yang ia namai Sahabat Outfit Konveksi buka dari Senin hingga Sabtu. Sahabat Outfit miliknya menerima pembuatan segala pakaian, jas, PDH, kaos, jaket, gamis, dan sarimbitan.

“Keunggulan kami adalah dari kualitas jahitan, bahan, bordir, sablon sampai ketepatan deadline. Insyaallah tidak akan mengecewakan,” pungkasnya.

Editor: Harold Ahmad

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini