Tabir Getir LC di Gemerlapnya Tempat Hiburan Malam Bumi Mina Tani

waktu baca 4 menit
Kamis, 1 Jun 2023 10:34 0 4686 mondes

PATI – Mondes.co.id | Dari sudut kota di Jawa Barat, Edelweis (nama samaran) beranjak dari singgasana nyamannya menuju Kabupaten Pati, sebuah kota kecil di Pantura Timur, guna mengadu nasib dengan menjadi Lady Company (LC) di salah satu tempat hiburan malam.

Edelweis rela berpisah dengan buah hati dan ibu sejak tahun 2010 silam, demi mengantongi pundi-pundi rupiah di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani untuk menghidupi kedua orang tercintanya.

Di atas meja bar berukuran lebih dari enam meter yang berhiaskan puluhan botol minuman haram, ia mulai membuka suara dari celah bibir bergincu.

Edelweis menuturkan, sebenarnya tidak ingin bekerja di dunia hiburan malam nan gemerlap.

Namun desakan ekonomi, membawanya ke arus yang tidak pernah ia sangka-sangka sebelumnya. Terlebih stigma negatif, selalu melekat sanubari.

“Saya janda punya satu anak, saya juga menghidupi ibu saya yang juga seorang janda. Mau tidak mau saya harus menjadi tulang punggung,” ujar Edelweis, Kamis 1 Juni 2023.

Seolah terbawa kengerian perasaan, ia mematik sebatang rokok untuk sekadar menenangkan pikiran. Asap keretek itu menyeruak di dalam hall.

Setelah nurani membaik, Edelweis kembali bercerita, saat pertama kali menginjakkan kaki di Pati, sebenarnya dijanjikan bekerja sebagai server (pelayan).

Tapi dengan ketidaktahuannya, ternyata wanita berambut sebahu itu dijadikan LC. Sebenarnya ia sempat merasakan kekecewaan, tapi nasi sudah menjadi bubur dan terlampau jauh jika ingin kembali ke kampung halaman. Akhirnya Edelweis dengan ikhlas menjalani pekerjaannya.

BACA JUGA :  Dekorasi Sampah Menghiasi Tepi Jalan Jakenan-Winong

“Satu bulan saya merasa kecewa dan tertipu, tapi mau gimana? Saya butuh uang untuk beli kebutuhan anak dan orang tua,” luapnya.

Sisa-sisa tembakau telah dimasukkan kedalam asbak dan batang kedua mulai disulut kembali. Kurang lebih setahun wanita berusia 28 tahun itu, bergumul dengan hingar-bingar dunia hiburan malam.

Pada akhirnya, pada tahun 2011 ia menemukan tambatan hati dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri masa jandanya.

Nasib nahas, tak lama setelah menikah dan dikaruniai seorang anak, suami Edelweis dipanggil pulang oleh Tuhan.

2013 wanita berkulit sawo matang itu, mau tidak mau kembali menceburkan dirinya dalam peraduan dunia malam untuk menjadi LC.

Dengan bertambahnya usia, beban dan tanggung jawab Edelweis juga kian meningkat. Yang mana ia harus memberi makan tiga orang dalam keluarga kecilnya.

Walau begitu, ia merasa nyaman lantaran pada tahun tersebut banyak tamu yang royal kepadanya, bahkan gaji perjam yang bernilai Rp150.000 dari menjadi seorang LC. Ia bisa mendapatkan 10 kali lipat dari tamu-tamu yang memberikannya tips dan saweran.

Puluhan juta perbulan dapat ia kantongi dari gaji pokok serta tips dari para tamu setiap bulannya. Kendati demikian kenyataan tidak semulus yang diharapkan.

Sering melihat tamu yang datang dan membuat ulah di dalam room, hal itu kadang membuatnya trauma. Bahkan terlampau seringnya mengkonsumsi alkohol, mengakibatkan lambung Edelweis sering bermasalah.

Ketakutan terbesarnya yakni ketika ada tamu iseng dan mencampurkan minuman dengan narkotika. Maka dari itu Edelweis selalu waspada untuk jangan sampai lengah dengan modus para tamu yang ingin menjerumuskannya.

“Sebenarnya dalam hati kecil ini ingin berhenti, ingin kembali menata hidup, tapi apa daya, saya masih membutuhkan pekerjaan ini,” keluh wanita itu.

BACA JUGA :  Tradisi Ruwahan di Rembang, Harmoni Spiritual dan Sosial Menjelang Ramadan

Bulan demi bulan, tahun demi tahun tak terasa ia lewati. Dengan penghasilan yang cukup besar, akhirnya ia mempunyai tabungan dan mencoba memilih karir baru menjadi seorang pedagang baju.

Sungguh malang, Tuhan belum mengizinkan dirinya menggeluti dunia usaha, yang akhirnya usaha itupun bangkrut dan untuk kesekian kalinya ia kembali berkecimpung lagi di dunia malam.

Diteguknya minuman dingin yang tersaji di meja. Sekali hentakan nafas ia mengatakan, walau dipandang sebelah mata oleh masyarakat dengan citra yang sangat buruk. Tapi ia tidak pernah menanggapi apapun omongan dari pencibir.

Bahkan Edelweis mengakui jika demi menjaga harkat dan martabatnya sebagai wanita. Tak mudah ia ditaklukkan oleh lelaki hidung belang yang ingin menidurinya. Walaupun ia bekerja sebagai LC.

Tak terasa hari mulai siang waktu menunjukan pukul 13.30 WIB. Hal tersebut menunjukkan jika dirinya harus bergegas mempersiapkan diri untuk memulai aktivitas pekerjaan.

Sembari mengikat rambutnya, sebelum beranjak ia berkata lirih, “Saya sebenarnya ingin sekali hidup normal, punya keluarga, fokus mengurus anak seperti yang lain.” (Vin/Dr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini