PATI – Mondes.co.id | Keberadaan sumur dalam, disebut kurang optimal sebagai solusi untuk menyuplai air bersih kala musim kemarau di wilayah Kabupaten Pati.
Padahal, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan jika awal musim kemarau diprediksi terjadi pada bulan Mei hingga Agustus 2024, yaitu sebanyak 445 ZOM (63,66%).
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati Martinus Budi Prasetyo, mengatakan bahwa sumur dalam tidak begitu berfungsi saat musim kemarau.
“Air sumur dalam (mengalami) kering saat musim kemarau. Tapi desa-desa yang punya Pamsimas (Sumur Dalam) itu lebih terjamin ketersediaan air bersihnya,” ujarnya, belum lama ini.
Terlepas dari itu, ketika ditanya terkait jumlah total sumur dalam yang tersebar di Bumi Mina Tani, ia mengaku tidak bisa merinci karena bukan ranahnya.
“Di Kropak (Kecamatan Winong) itu ada sumur dalam. Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) dan DPUTR (Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang), lewat program Pamsimas itu masih masif membangun sumur dalam. Cuma saya tidak hafal titik-titiknya,” bebernya.
Plt Kepala DPUTR Pati, Riyoso mengaku, tidak punya data jumlah sumur dalam yang sudah dibangun.
“Itu yang punya data Dinas ESDM Provinsi (Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah),” tukasnya.
Namun begitu, ketika pihak ESDM Wilayah Kendeng Muria ditanya soal data tersebut, juga mengaku tak mengantongi rincian sumur dalam di Pati.
“Kewenangan untuk izin sumur air tanah mendasari pada wilayah sungai untuk wilayah kerja kita, sudah tidak di provinsi lagi. Kewenangan ada di kementerian ESDM Pusat,” kata Kepala ESDM Wilayah Kendeng Muria, Dwi Suryono.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar