PATI – Mondes.co.id | Pada Meron 2025, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 3 Sukolilo tampil memukau dalam gelaran karnaval dengan mengusung tema “The Sacred of Neosantara”.
Diceritakan mengangkat kekayaan budaya Indonesia yang penuh warna.
“Karnaval ini mengusung nuansa yang sakral ‘The Sacred of Neosantara‘, sehingga karnaval ini menjadi wujud nyata kreativitas, sekaligus rasa cinta Tanah Air dari para siswa,” tutur konseptor gelaran karnaval ini, Bagas Saputra, Sabtu, 6 September 2025.
Menariknya, SMP Muhammadiyah 3 Sukolilo menambahkan pesan kebangsaan melalui simbol penyobekan bendera Merah–Putih–Biru di Hotel Yamato Surabaya yang hanya menyisakan bendera Merah-Putih saja.
Aksi simbolis ini dipilih sebagai pengingat bahwa kemerdekaan Indonesia lahir dari perjuangan para pahlawan yang rela berkorban.
“Pesan tersebut relevan dengan kondisi bangsa saat ini, bahwa generasi muda harus ikut menjaga persatuan, tidak terpecah hanya karena persoalan internal, dan senantiasa menjaga ketertiban demi Indonesia yang damai,” katanya.
Sebanyak 47 siswa terlibat langsung dalam penampilan, mulai dari perancangan hingga pembuatan kostum.
Semua busana yang dikenakan merupakan hasil karya mandiri dari siswa melalui Ekstrakurikuler Bengkel Seni.
“Busana hasil karya mandiri dari Ekstrakurikuler Bengkel Seni, sehingga benar-benar mencerminkan orisinil dan dedikasi,” terang Widi, desainer kostum gelaran karnaval SMP Muhammadiyah 3 Sukolilo.
Dalam perform, menghadirkan dua maskot utama, yaitu Sri Kandi sebagai simbol keberanian perempuan Nusantara dan Dewi Sri dianggap sebagai dewi yang memberi kehidupan maupun kesuburan tanah Indonesia.
“Menjadi daya tarik tersendiri. Keduanya seolah mengikat rangkaian penampilan agar tetap kokoh pada akar budaya bangsa,” tuturnya.
Tak hanya menampilkan keindahan busana, karnaval juga dihidupkan oleh tarian-tarian tradisional, salah satunya tari dari Bali yang dikenal anggun dan penuh energi.
Sementara itu, iringan gamelan Jawa menghadirkan nuansa khas Nusantara yang sarat makna.
Konsep ini telah digarap dengan serius selama satu bulan penuh, diprakarsai oleh Bagas Saputra (konseptor), Miss Widi (desainer kostum), Hany dan Vina (pelatih tari), melalui kolaborasi antara siswa dan guru.
“Selain menjadi wadah ekspresi seni, karnaval ini juga menjadi sarana pembelajaran penting tentang pelestarian budaya, sekaligus penanaman nilai nasionalisme pada generasi muda,” tutur Vina, pelatih tari siswa yang tampil di karnaval Meron kali ini.
“Dengan tema ‘The Sacred of Neosantara‘, SMP Muhammadiyah 3 Sukolilo berhasil menghadirkan pertunjukan yang bukan hanya indah dipandang, tetapi juga menyentuh hati. Pesannya jelas, di balik keragaman budaya Indonesia, tersimpan rahasia besar berupa kebersamaan, perjuangan, dan persatuan yang harus terus dijaga,” lanjutnya.
Dengan adanya ekstrakurikuler Bengkel Seni di SMP Muhammadiyah 3 Sukolilo, diharap dapat menarik peserta didik baru dari Sekolah Dasar (SD) yang memiliki keahlian dalam bidang seni dan budaya.
“Untuk dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya dengan bergabung menjadi peserta didik SMP Muhammadiyah 3 Sukolilo,” pesan Hany, yang juga merupakan pelatih tari siswa/siswi tersebut.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar