JEPARA – Mondes.co.id | Bunga anggrek saat ini masih menjadi salah satu primadona di kalangan pecinta tanaman hias.
Meski terlihat sederhana, budi daya tanaman anggrek merupakan salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan.
Berangkat dari hal tersebut, siswa SMK Negeri 1 Batealit Jepara jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) diajarkan untuk membudidayakan tanaman cantik ini.
Jazhumi, salah satu siswa jurusan ATPH SMKN 1 Batealit menuturkan, menanam anggrek memiliki keseruan tersendiri di dalam prosesnya.
“Senang bisa belajar budi daya anggrek, karena tidak semua sekolah memiliki keahlian khusus yang menawarkan materi tentang kultur jaringan khususnya pada tanaman-tanaman hias,” kata Jazhumi, Rabu (20/11/2024).
Satu guru yang mendampingi siswa dalam pembudidayaan anggrek, Ayu Megawati menceritakan, SMK N 1 Batealit menjadi salah satu sekolah pertama di Jepara yang memiliki keterampilan khusus budi daya tanaman anggrek.
Tanaman anggrek dipilih karena menjadi salah satu tanaman hias yang memiliki peminat dan pangsa pasar yang lebih besar.
“Salah satu fokus kita pada tanaman hortikultura dan tanaman hias dan di situ kita ambil aglonema dan anggrek. Tetapi ternyata memang pangsa pasar lebih banyak peminatnya yang menyukai anggrek,” kata dia.
Bunga anggrek tersebut dibudidayakan dalam ruang tertutup semacam green house yang disertai sebuah kipas pendingin. Di depan ruang tersebut, terdapat papan besar bertuliskan “Jepara Orchid”.
Tampak seorang siswa merawat anggrek dengan penuh ketelitian, membersihkan batangnya, kemudian diletakkannya sebuah pupuk.
Dalam proses budi daya, lanjut Ayu, peran guru hanya mendampingi dan mengarahkan siswa dari awal, selebihnya yang sifatnya praktik semuanya dilakukan siswa.
Untuk pembibitan menggunakan teknik kultur jaringan dengan media agar-agar dan yang ditanam berupa buah anggrek.
“Siswa melakukan kegiatan polinasi, lha kalau hasilnya polinasi sudah berbuah, berumur 3-4 bulan, selanjutnya nanti kita kulturkan atau kita ke inisiasi ke media tanam ke dalam botol, untuk keluar botol kurang lebih setahun,” ujarnya.
Beragam jenis anggrek dibudidayakan dalam kebun tersebut, seperti anggrek jenis Dendrobium, Vanda, Phaleonopsis atau anggrek bulan, dan Cattleya.
Anggrek tersebut tak hanya sekedar dibudidayakan, tetapi juga diperjualbelikan ke masyarakat umum.
Penjualan tak hanya dilakukan secara konvensional, tetapi juga pembeli dapat bertransaksi di toko daring yang dikelola langsung oleh siswa.
“Untuk yang promosi juga siswa sendiri, ada yang jualan lewat marketplace di berbagai media sosial, bahkan ada yang sampai promosi lewat fitur streaming online shop,” tuturnya.
Rata-rata penjualan anggrek setiap bulannya sekitar kurang lebih lima puluhan anggrek.
Akan tetapi, tantangan terjadi saat musim kemarau tiba, karena peminat anggrek tidak banyak seperti saat musim penghujan, sehingga penjualan mengalami penurunan.
“Kami juga bermitra sama salah satu perusahaan di Semarang, siswa juga melaksanakan praktik kerja industri di sana. Ketika mereka mendapatkan order bibit anggrek dalam botol dalam jumlah banyak, kita yang mengkulturkan,” paparnya.
Hebatnya, budi daya anggrek di SMKN 1 Batealit juga berhasil membuat spesies baru dengan nama “SMK Batealit Shines” yang merupakan persilangan antara anggrek jenis Dendrobium Aries dan Vanda a Leiden.
Spesies baru tersebut juga telah memperoleh registrasi dari Royal Holticultural Society (RHS) Inggris.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar