Siswi Pemicu Kasus Dugaan Pemukulan Guru SMPN 1 Trenggalek Minta Dipindah

waktu baca 2 menit
Rabu, 5 Nov 2025 15:11 0 63 Heru Wijaya

TRENGGALEK – Mondes.co.id | Kasus penganiayaan Guru SMPN 1 Trenggalek memunculkan dampak berantai.

DBHCHT TRENGGALEK

Selain kepada keluarga korban yang menyebabkan trauma, ternyata juga bagi adik terduga pelaku yang merupakan pemicu terjadinya kasus pemukulan.

Pasalnya, siswi tersebut (yang HP-nya disita guru), tidak berani masuk sekolah hingga beberapa hari.

Menurut keterangan Kepala SMPN 1 Trenggalek, Mokhamad Amir Mahmud bahwa sesuai absensi kelas di mana yang bersangkutan belajar, memang tidak masuk.

Sehingga, pihaknya memanggil orang tuanya untuk dilakukan musyawarah.

“Siswi tersebut beberapa hari tidak masuk sekolah, sehingga wali murid kita panggil untuk musyawarah,” ungkapnya, Rabu (5/11/2025).

Menurut Amir Mahmud, langkah ini diambil guna membicarakan keberlangsungan aktivitas belajar anaknya.

Inisiatif pemanggilan usai diadakan rapat bersama Wakasek bidang Kesiswaan serta guru Bimbingan dan Konseling (BK).

Mengingat, yang bersangkutan berpotensi mendapat masalah di lingkungan teman-temannya.

“Sekolah sudah melakukan rapat, melalui kesiswaan dan guru BK tentang potensi ke depannya. Termasuk upaya pendampingan jika anak ini harus kembali sekolah,” imbuh Kepala Sekolah SMPN 1 Trenggalek.

Namun, lanjut dia, dari hasil komunikasi langsung bersama wali murid, ternyata malah mengajukan permohonan pindah sekolah.

Permintaan itu mereka ambil karena anaknya dinilai mengalami masalah psikologi usai kasus pemukulan guru.

Meski telah ditawarkan pendampingan sehingga tetap nyaman dan aman bersekolah di SMPN 1 Trenggalek.

“Orang tuanya datang dan menghendaki anaknya untuk dipindah ke sekolah lain. Alasan mereka, karena faktor psikologi. Untuk itulah kami bantu proses ini,” ujarnya.

BACA JUGA :  Kunjungi Polres Trenggalek, Irjen Pol (Purn) Eko Indra Heri Gelar Sharing Experience

Amir Mahmud memastikan jika keputusan pindah sekolah benar-benar merupakan inisiatif orang tua tanpa paksaan dari sekolah.

Walau sebetulnya sudah diberikan ruang, tetapi opsi untuk pindah jadi keputusan mereka.

“Saat sekarang, pihak sekolah akan memproses administrasi perpindahan yang dibutuhkan,” pungkas Amir Mahmud.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini