Foto: Asosiasi Petani Singkong Pati, Mashuri Cahyadi saat diwawancarai awak media (Mondes/Vind) PATI – Mondes.co.id | Sistem Resi Gudang (SRG) digadang-gadang sebagai solusi nyata bagi para petani singkong dan pelaku UMKM tepung tapioka, menjadi harapan besar bagi mereka yang berkecimpung di komoditas tersebut.
Pasalnya, dengan adanya SRG tersebut, petani singkong bisa menjual hasil panen dengan harga yang semestinya.
Selain itu, UMKM tepung tapioka juga bisa menjual hasil olahan singkong dari para petani, sehingga siklus perputaran ekonomi bisa lebih stabil.
Asosiasi Petani Singkong Pati, Mashuri Cahyadi, membeberkan gunanya resi gudang.
Tepatnya adalah untuk membeli hasil tepung tapioka dari para UMKM dengan harga yang kompetitif, walau di musim panen singkong dan harganya rendah.
Setelah pembelian menggunakan SRG tersebut, tapioka disimpan di dalam gudang dan baru dijual kembali saat harga tapioka sudah stabil bahkan cenderung ada peningkatan.
“Ini kan solusi, kita pelaku di sini sangat berharap dengan resi gudang, tapi apa daya itu tidak dilaksanakan sesuai instruksi pemerintah Indonesia,” ujarnya langsung, Kamis (4/12/2025).
Padahal, dirinya mengungkapkan jika semua persyaratan untuk menjalankan SRG sudah dipenuhi, mulai perizinan, gudang, pengelola, dan lainnya.
“Legalitas kita sudah siap semua, tapi entah pihak Himbara selalu beralasan untuk merealisasikan program mulia tersebut,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar