Sinden Sarinten, Selimut Mitos Kali Watu Kandang

waktu baca 2 menit
Kamis, 7 Mar 2024 19:43 0 6920 Heru Wijaya

TRENGGALEK – Mondes.co.id | Kali Watu Kandang, salah satu sungai indah di Desa Pandean, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek yang penuh misteri.

Di balik pesona eksotisme alamnya, ternyata juga menyimpan cerita menyeramkan. Bahkan, sempat trending ketika diangkat menjadi inspirasi sebuah film.

Berjudul ‘Sinden Gaib’, kisah mencekam tersebut berlatar pengalaman nyata dari dua gadis penari bernama Ayu dan Rara. Mereka harus mengalami pengalaman mistis berlarut, disebabkan interaksi astral dengan makhluk tak kasat mata bernama Sarinten.

Sedangkan sosok Sarinten sendiri, secara turun temurun dalam mitos lokal, dipercaya merupakan sinden dari alam lain. Dengan lingkup tempat tinggal meliputi sepanjang aliran Kali Watu Kandang.

Sebagaimana diceritakan Mbah Samingan (74), jika sebenarnya Sarinten tersebut adalah sebangsa jin yang telah lama tinggal di area Kali Watu Kandang. Menurut cerita, mahkluk gaib itu memiliki nama asli Gadung Melati.

“Nyai Sarinten menurut kata leluhur dulu, adalah gaib yang berasal dari daerah Banyuwangi. Kemudian, mendiami sungai Watu Kandang, lokasi yang disakralkan masyarakat Desa Pandean,” sebut Mbah Samingan, Kamis, 7 Maret 2024.

Menurut dia, sejak kecil memang sudah ada ‘wanti-wanti’ (pesan) agar tidak bermain di sekitar Watu Kandang karena terkenal angker. Mengingat, sudah ada kejadian kesurupan ketika ada warga nekat mandi di area tersebut.

“Sejak dulu, para orang tua sudah mewanti-wanti agar tidak bermain-main di sekitar situ (Watu Kandang). Sebab pernah terjadi kejadian aneh ketika warga mandi di bawah batu besar tersebut,” sambungnya.

BACA JUGA :  Endorse Judol, Selebgram Asal Trenggalek Dijatuhi Hukuman

Apalagi, lanjut Mbah Samingan, sampai berani mengambil sesuatu berupa apapun. Merupakan pantangan bagi siapa saja yang datang ke lokasi itu. Sehingga, sampai saat sekarang lingkungan Watu Kandang benar-benar terjaga.

“Walau batu kecil tidak boleh diambil, kalau tidak ingin kuwalat,” ujar kakek-kakek yang masih terlihat gagah ini.

Oleh karenanya, lanjut dia, ketika beberapa waktu lalu ada pendatang dan kemudian mengalami hal-hal ganjil, agar bisa dijadikan pembelajaran bersama. Jangan pernah menyepelekan atau menganggap remeh segala sesuatu yang ada di alam. Hormati serta jagalah kultur budaya dimanapun berada.

“Dimanapun berada, wajib untuk menjunjung tinggi dan menghormati kepercayaan setempat. Ketika kita mampu menjaganya, niscaya akan selamat sekaligus juga akan menunjukan kualitas kita sebagai manusia yang beradab,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini