dirgahayu ri 80

Sepak Bola Api Dipentaskan, Simbol Perangi Hawa Nafsu

waktu baca 2 menit
Rabu, 26 Jun 2024 14:20 0 693 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Masyarakat Desa Kawak, Kecamatan Pakis Aji menggelar tradisi sepak bola api.

Tradisi ini sebagai bentuk untuk menangkal hawa nafsu dan hal yang bersifat buruk.

Sepak Bola Api ini telah menjadi bagian penting dalam kegiatan sedekah bumi desa Kawak, yang berlangsung Selasa (25/6/2024) malam. Semakin menarik, sepak bola api ini digelar malam hari.

Petinggi Desa Kawak Eko Heri Purwanto mengatakan, ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk nguri-uri budaya yang ada di Desa Kawak.

Pertandingan sepak bola api ini merupakan tradisi turun-temurun dari nenek moyang yang hingga saat ini tetap dilestasikan oleh warga setempat.

Diyakini sebagai salah satu simbol untuk memerangi hawa nafsu dan amarah, serta dapat menangkal hal yang buruk terjadi (tolak balak).

“Ini simbol memerangi amarah dan hawa nafsu, serta angkara murka untuk mencapai kejayaan dan kemakmuran warga Desa Kawak ini,” kata Eko Rabu (26/6/2024).

Pertandingan ini dilakukan oleh 2 tim. Masing-masing tim berjumlah 5 orang yang dibedakan dengan ikat kepala.

Tim abang menggunakan ikat kepala warna merah, sedangkan tim ijo menggunakan ikat kepala berwarna hijau. Para pemain hanya mengenakan celana hitam tanpa mengenakan kaos.

“Para pemain sendiri adalah warga Kawak,” katanya.

Pertandingan bola api ini dimulai dengan tetua adat desa yang mengoleskan air suci yang terbuat dari minyak kelapa dan sabun, kepada setiap pemain yang akan bertanding. Hal ini diyakini dapat meredam panasnya bola.

Pertandingan berjalan sengit selama 2 babak, pada setiap babak dilakukan selama 15 menit. Skor berakhir imbang sama kuat yakni 2-2.

BACA JUGA :  Takbir Keliling di Tambakromo, Dibarengi Giat Antisipasi Kerawanan Kamtibmas

Salah satu pemain yakni Habsi (17) warga Desa Kawak RT16 RW2, mengaku antusias terhadap pelaksanaan tradisi Bola Api ini, dan akan terus mengikuti hingga tahun-tahun berikutnya.

“Kesannya asik. Ini baru pertama kali ikut, nggak ada rasa takut, paling kesulitannya panas jadi sulit untuk kontrol bola,” katanya.

Salah satu penonton Budi mengaku sempat kaget dengan sepak bola api ini. Ternyata cukup berbahaya, namun tidak ada yang luka.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini