Sekolah Rakyat Trenggalek Jadi yang ke-50, Ini Harapan Gus Ipin

waktu baca 3 menit
Rabu, 1 Okt 2025 15:29 0 163 Heru Wijaya

TRENGGALEK – Mondes.co.id | Sekolah Rakyat (SR) Kabupaten Trenggalek tercatat menjadi yang ke-50, setelah secara resmi dinyatakan mulai beroperasi kemarin.

DBHCHT TRENGGALEK

Diluncurkan langsung oleh Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, pada awal masuk ini lebih kepada pengenalan lingkungan sekolah bagi peserta didik.

Sebab, salah satu metode pembelajaran di SR, mewajibkan para siswa untuk tinggal di asrama (boarding school) yang telah disiapkan dengan segala fasilitasinya.

Hal ini bertujuan agar peserta didik kerasan, sehingga bisa mengikuti seluruh proses pembelajaran secara optimal.

“Patut disyukuri, akhirnya Sekolah Rakyat di Trenggalek saat ini sudah bisa mulai dilaksanakan. Ada 69 siswa-siswi, mulai dari umur 7 tahun sampai yang SMP juga,” sebut Mochamad Nur Arifin.

Menurut dia, meski sekarang untuk ruang kelas berstatus sementara, tenaga pengajarnya masih penugasan dari Dinas Pendidikan, serta pendamping kesehatan dibantu Dinas Kesehatan, namun tetap dikelola dengan baik.

Termasuk pula, melibatkan pihak Dinsos P3A, kemudian sentra terapi dan disiapkan juga Psikolog.

“Sekolah ini juga akan menjadi sekolah inklusi, yakni dibuka ruang untuk tenaga pendidik khusus, karena nanti teman-teman difabel harapannya juga bisa sekolah di sini,” harapnya.

Tak hanya itu, masih lanjut Gus Ipin, sapaan akrab bupati muda tersebut, guna menciptakan rasa nyaman agar tidak timbul homesick, ke depan akan ada wali asuh maupun wali asrama.

Melalui proses rekrutmen yang berpedoman pada assesment kompleks.

Seperti, tentang background pekerjaan sebelumnya atau keterikatan sosio psikologi dengan para wali murid.

BACA JUGA :  Sukseskan Makan Bergizi Gratis, Dapur Umum SPPG di Pati Terus Ditambah

“Dilakukan juga wawancara khusus untuk melihat kompetensi, vokasi ataupun psikologinya. Kita lihat nanti perkembangannya dahulu, kemudian dievaluasi. Terus yang tak kalah penting, bisa mewujudkan cita-cita Pak Presiden, ‘wong cilik itu bisa ngguyu‘ (orang kecil bisa tertawa),” tandas suami Novita Hardini tersebut.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Sosial P3A Kabupaten Trenggalek, Christina Ambarwati, menambahkan jika Sekolah Rakyat Trenggalek masuk kategori 100 yang pertama.

Menjadi SR terintegrasi ke-50 dengan 3 rombongan belajar (rombel).

“Alhamdulillah Trenggalek masuk 100 pertama. Menjadi Sekolah Rakyat Terintegrasi ke-50 dengan menerima 3 rombel, 2 rombel SD, dan 1 rombel SMP. Untuk 1 rombel idealnya 25 anak,” jelasnya.

Hasil konfirmasi penetapan terakhir, sambung Plt Kadinsos P3A, terdapat 69 peserta didik.

Pun begitu, beberapa di antaranya perlu rekonfirmasi ulang karena alasan tertentu, baik secara pribadi maupun orang tua.

“Tenaga pendidikannya ada 16 dengan 1 kepala sekolah, 2 guru agama, 2 guru SD, dan 11-nya guru SMP,” kata Christina.

Ketersediaan sarana dan prasarana (sarpras) tandas dia, mulai dari laboratorium, area makan, asrama, fasilitas terapi, dan ruang kelas dengan pendekatan teknologi sudah disiapkan.

Rencananya, awal Oktober nanti untuk pendukung-pendukung bisa efektif digunakan.

Sedang di tahap awal ini belum masuk program akademis, fokusnya menjadikan siswa betah di lingkungan asrama dulu.

“Siswa diupayakan kerasan dulu, termasuk diberikan konseling awal dari konselor. Baik kepada anak maupun orang tua mereka. Besok, mulai dilaksanakan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dengan didampingi oleh orang tua masing-masing. Setelahnya, baru akan masuk asrama. Prinsipnya, anak-anak belajar dengan senang dulu untuk meminimalisir homesick dan seterusnya,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini