Sejarah Sesaji Kepala Kerbau dan Ubo Rampe Pesta Lomban Jepara

waktu baca 3 menit
Sabtu, 29 Apr 2023 00:59 0 2235 mondes

JEPARA – Mondes.co.id | Banyak masyarakat yang penasaran apa saja yang dilarung dalam prosesi larungan atau puncak Pesta Lomban di Kabupaten Jepara.

Selain kepala kerbau sebagai persembahan utama juga dilengkapi dengan berbagai ubo rampe pelengkap.

Sabtu, 29 April 2023 pukul 05.30 WIB, kepala kerbau sudah diletakkan di atas replika kapal lengkap dengan berbagai sesaji.

Kepala kerbau dibungkus dengan kain putih yang melambangkan kesucian.

Replika kapal berukuran panjang 5 meter dan lebar 1 meter ini dihiasi dengan janur kuning dan hiasan lainnya.

Ribuan masyarakat pun hadir dan ikut melepas replika kapal ini untuk diberangkatkan ke tengah laut.

Pembuat sesaji Suwarno mengatakan “ubo rampe sesaji” sudah diwariskan turun temurun mulai dari almarhum Mbah Badi yang mendapatkan petunjuk langsung dari Mbah Ronggo Mulyo.

Mbah Badi adalah juru kunci makam Mbah Ronggo Mulyo.

Tradisi jenis-jenis ini kemudian diwariskan kepada anaknya, almarhum Zaenal Arifin mantan Lurah Ujungbatu.

Setelah itu kemudian diwariskan kepada anaknya yang bernama Iskarimah bersama suaminya Suwarno hingga sekarang.

“Ubo rampe sesaji ini terdiri dari kepala kerbau yang diikat dengan kain putih, ayam dekem, ayam bakar atau bekakak, dan pisang raja setangkep. Juga ada kupat lepet 10 biji, bubur abang putih satu taker, bubur putih satu taker, dan bubur abang satu taker,” kata dia.

Disamping itu ada sego damar murup sayur tujuh jenis, sego janganan, sego nuk nuk-an lima nuk, telur ayam Jawa dan bucet, rujak degan, arang arang kambang, cengkaruk gimbal, jajan pasar, cengkaruk uro, sayur bening godong kelor, serta parem laut.

BACA JUGA :  Rembang Semarakkan Hari Batik dan Museum Nasional dengan Ragam Aktivitas Budaya

Jenis sesaji lain adalah sawanan, sambel gepeng, iwak gereh, kembang boreh, kembang telon, cowek dupo, paso kekep yang berisi beras, gula, kopi, teh, jahe dan tikar pandan sebagai alas semua ubo rampe sesaji.

Menurut Suwarno, untuk penataan sesaji ke dalam perahu dilakukan di rumah almarhum H Zaenal Arifin.

Sedangkan yang membuat perahu adalah Agus Mardiko.

Saat ditanya adalah doa dan laku khusus Suwarno menjelaskan, sesuai wasiat orang tuanya memang ada doa dan laku.

“Bahkan setelah sesaji tertata, ada ritual membakar kemeyan yang kemudian dikipasi hingga padam. Harapannya asap kemeyan tersebut terbawa angin hingga memenuhi udara Jepara,” kata dia.

Ia juga menjelaskan, sehari sebelum acara pelarungan sesaji diadakan, dilakukan ziarah ke makam Ki Ronggo Mulyo di Ujungbatu dan makam Encik Lanang di Kelurahan Bulu Jepara.

Larungan kepala kerbau sendiri baru dilakukan pada tahun 1920, saat petinggi Ujungbatu dijabat oleh H Sidiq, seorang tokoh kharismatis yang dikenal sangat dermawan.

Bahkan saat ia menjabat petinggi, pajak yang harusnya dibayar warga dibebaskan dan dibayar sendiri oleh H Sidiq.

Ia sangat kaya karena memiliki peternakan kuda di pulau Panjang yang disewa dari pemerintah Hindia Belanda.

Konon H Sidiq adalah sahabat Presiden Soekarno.

Ia lahir pada tahun 1875 dan wafat pada tahun 1972. (Ar/Dr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini