Sedulur Kendeng Ajak Seluruh Elemen Lestarikan Pegunungan

waktu baca 3 menit
Kamis, 5 Jun 2025 22:55 0 716 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, masyarakat wilayah Pegunungan Kendeng mengadakan penghijauan di kawasan tersebut.

Komunitas Peduli Kendeng Hijau, Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), Putra Tani Pati, Madrasah Abadiyah (MA) Gabus melakukan kegiatan ‘Mageri Pegunungan Kendeng’.

Bentuk kegiatan dengan melakukan penanaman di lahan pangkuan wilayah Kelompok Tani Hutan Desa Keben, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati pada Kamis, 5 Juni 2025 sore.

Lahan tersebut adalah bagian wilayah yang selama ini masuk dalam Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Sahabat Mulia Sakti, yaitu anak perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang kepemilikan sahamnya 100 persen oleh Heidelberg Material di Jerman.

“Hal tersebut kami lakukan karena melihat kekritisan Pegunungan Kendeng, dan juga kegiatan ini bertujuan agar bisa menambah nilai ekonomi ke depan, karena yang kami tanam adalah tanaman buah yang punya nilai ekonomi tinggi, mengembalikan lagi fungsi hutan untuk tempat tinggal keanekaragaman hayati. Hal ini membuktikan sanggahan dari pemerintah, bahwa Kendeng adalah tandus tidak bisa ditanami, sehingga pemerintah lebih suka mengundang investor pabrik semen,” kata Eko Utomo, aktivis komunitas Peduli Kendeng Hijau.

“Wilayah tersebut berhasil kami rebut dengan program Perhutanan Sosial KHDPK (Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus) program dari pemerintah pusat,” sambungnya.

Kekritisan lahan di Pegunungan Kendeng belum menjadi keseriusan mendalam bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah untuk menghijaukan kembali fungsi kawasan Pegunungan Kendeng.

Di samping itu, Pegunungan Kendeng di wilayah Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, hingga Kecamatan Tambakromo tidak sesuai dengan daya tampung dan daya dukung lingkungan.

BACA JUGA :  Sutarto Oenthersa Dapat Dukungan Penuh Maju Pimpin KONI Pati

“Belum lama ini, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi juga pernah berkunjung di Desa Kedungwinong, Kecamatan Sukolilo. Padahal, Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) pernah datang di Kecamatan Kayen beberapa tahun yang lalu, dan mengintruksikan untuk dilakukan reboisasi di Pegunungan Kendeng,” tuturnya.

Di sisi lain, hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Pegunungan Kendeng yang diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo tahun 2016 sampai dengan 2018, telah ditemukannya kondisi Pegunungan Kendeng yang sangat kritis.

Sehingga harus dilakukan reboisasi yang serius dan merekomendasikan untuk dilakukannya moratorium izin tambang yang berada di wilayah tersebut.

Di samping itu, anggota JMPPK, Bambang Sutiknyo mengatakan bahwa kegiatan ‘Mageri Pegunungan Kendeng’ agar lestari.

Diketahui, bertepatan dengan momen ini, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi beserta jajarannya membuat kegiatan ‘Mageri Segoro’, yang mana kegiatan tersebut bertujuan untuk menjaga lingkungan hidup dan utamanya adalah untuk mengurangi abrasi air laut.

Disebutkan, Gubernur Jawa Tengah juga sering sekali berkunjung di Kabupaten Pati, khususnya di Pegunungan Kendeng.

“Di sana Pak Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mageri laut. Di momen ini, hari lingkungan hidup sedunia, di sini dulur-dulur Kendeng, ‘Mageri Pegunungan Kendeng’ agar Kendeng tetap lestari,” ujarnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini