Ribuan Pohon Kelapa di Rembang Mati Massal Diserang Hama Kwangwung, Petani Merugi

waktu baca 3 menit
Selasa, 6 Mei 2025 17:28 0 218 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Kabar duka menyelimuti ribuan petani kelapa di Kabupaten Rembang.

Serangan hama kwangwung yang masif telah menyebabkan kematian massal pada pohon kelapa yang sebagian besar masih dalam usia produktif.

Kondisi ini sangat dikeluhkan oleh para petani di beberapa kecamatan, antara lain Sedan, Gunem, Pamotan, dan Sale.

Berdasarkan pantauan dan informasi, Kecamatan Sedan menjadi wilayah dengan dampak terparah. Serangan hama kwangwung di wilayah ini telah berlangsung beberapa tahun terakhir, mengakibatkan populasi tanaman kelapa nyaris punah.

Desa-desa yang dulunya dikenal sebagai sentra penghasil kelapa utama di Kecamatan Sedan, seperti Kedungringin, Menoro, Sedan, Sidorejo, dan Kenongo, kini menghadapi kenyataan pahit.

Hamparan kebun kelapa yang dulu hijau dan subur kini terlihat memprihatinkan dengan banyaknya pohon yang mati dan mengering.

Kondisi serupa juga mulai dirasakan oleh para petani di Kecamatan Sale, terutama di Desa Ukir, Pakis, dan Rendeng.

Saat ini, para petani di desa-desa tersebut tengah berjuang keras melawan serangan hama kwangwung yang semakin meluas.

“Hama kwangwung ini sangat ganas. Serangannya dimulai dari pucuk tanaman kelapa bagian dalam. Lama kelamaan, pucuk pohon akan mengering dan akhirnya mati,” ungkap Mbah Sutaji, seorang petani kelapa dari Desa Rendeng, Kecamatan Sale, pada Selasa (6/5/2025).

Senada dengan itu, Parman, petani asal Desa Ukir, juga mengungkapkan keprihatinannya atas serangan hama yang meresahkan ini.

Mbah Sutaji menambahkan, dari sekitar 30 pohon kelapa miliknya, saat ini 12 pohon di antaranya sudah menunjukkan tanda-tanda kekeringan dan menuju kematian.

BACA JUGA :  Jelang Nataru Kepadatan Arus Meningkat, Polda Jateng Imbau Pemudik Prioritaskan Keselamatan

Kerugian yang dialami para petani tentu tidak sedikit, mengingat kelapa merupakan salah satu sumber penghasilan utama bagi mereka.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintampan) Rembang, Agus Iwan Haswanto, membenarkan adanya kondisi memprihatinkan tersebut.

Pihaknya mengakui telah menerima laporan dari para petani terkait serangan hama kwangwung yang meluas.

Lebih lanjut, Agus Iwan menjelaskan salah satu faktor utama yang memicu perkembangan pesat hama kwangwung adalah banyaknya kandang sapi yang berdekatan dengan lahan kebun kelapa.

Kotoran sapi menjadi media ideal bagi hama kwangwung untuk berkembang biak secara liar dan cepat.

“Kami sudah mendapat laporan soal itu. Kemudian kami menggelar Gerakan Pembersihan lingkungan atau Gersila dan memberi bantuan bibit kelapa. Karena itu kami dari Dintampan mengajak bersama para pemilik tanaman kelapa untuk bersama-sama memberantas hama kwangwung,” tegas Agus Iwan Hadwanto.

Ia menambahkan, berdasarkan data Dintampan, jumlah tanaman kelapa di seluruh Kabupaten Rembang mencapai sekitar 8.000 pohon.

Dintampan Rembang telah mengambil langkah-langkah responsif untuk mengatasi permasalahan ini, termasuk melakukan gerakan pembersihan lingkungan (Gersila) dan memberikan bantuan bibit kelapa kepada petani yang terdampak.

Namun, upaya ini memerlukan partisipasi aktif dari seluruh pemilik tanaman kelapa agar pemberantasan hama kwangwung dapat berjalan efektif dan menyeluruh.

Para petani diharapkan dapat bekerja sama dengan Dintampan untuk memutus siklus hidup hama ini dan mencegah kerugian yang lebih besar di masa mendatang.

Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan diharapkan adanya solusi jangka panjang yang dapat melindungi keberlangsungan perkebunan kelapa di Rembang, yang merupakan salah satu potensi ekonomi daerah.

Kerugian yang dialami petani tidak hanya berdampak pada perekonomian individu, tetapi juga berpotensi mempengaruhi stabilitas ekonomi wilayah secara keseluruhan.

BACA JUGA :  Songsong Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-59, Lapas Pati Terus Genjot Program SAE

Editor; Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini