JEPARA – Mondes.co.id | Ribuan jemaat GITJ Margokerto, Desa Bondo, Kecamatan Bangsri menggelar prosesi Jalan Salib sebagai refleksi Penyaliban Yesus.
Kegiatan yang dikenal masyarakat Pawai Subuh Suci tahun ini dilaksanakan pada Minggu (31/3/2024).
Ribuan jemaat gereja sejak pukul 02.00 WIB sudah mulai memadati GITJ Margokerto. Pawai Subuh Suci dimulai pukul 03.30 WIB hingga terbitnya matahari.
Ketua Umum Majelis GITJ Margokerto Sudi Siswanto kepada Reporter Mondes.id mengatakan bahwa prosesi obor Subuh Suci ini merupakan tradisi yang digelar setiap tahun oleh warga Desa Bondo.
“Kegiatan ini sudah dimulai sejak tahun 1988. Dan tetap dipertahankan hingga sekarang,” kata dia.
Jemaat ini didirikan pada tahun 1901 oleh Guru Injil Esrom bersama tujuh temannya yang merayakan Paskah dengan menyelenggarakan prosesi ritual Penyaliban hingga kebangkitan Yesus.
Proses ini disebut Subuh Suci. Kini, salah satu jemaat tertua ini memiliki warga jemaat sekitar tiga ribu orang.
Pawai Subuh Suci ini merupakan cara untuk merayakan kebangkitan Yesus, sekaligus menjaga kebersamaan umat.
Mereka berharap ada semangat baru dalam semua lini pelayanan, kebersamaan, persekutuan, mengembalikan kreativitas sebagai media untuk kesaksian bagi warga secara umum juga luar daerah.
Pawai ini diikuti warga jemaat mulai sekolah manggil remaja, pemuda, dan jemaat dewasa. Acara pawai Subuh Suci dimulai di depan GITJ Margokerto dan dibuka doa oleh pendeta Tri Atmono.
Mereka berjalan mengelilingi padukuhan Margokerto dengan membawa obor, lampion, dan lilin. Mereka juga menaikkan pujian untuk Tuhan.
Prosesi Subuh Suci awalnya hanya dilakukan oleh anak-anak sekolah Minggu, namun kemudian berkembang hingga melibatkan seluruh warga jemaat.
Sebelumnya, ada penyerahan empat obor dari warga jemaat kepada pendeta Pantekosta Fani S. th dan Tri Admono, Guru Injil Elia Dwi Apriyanti, dan Ketua Majelis Sudi Siswanto.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar