Rembang Miliki Seribu Bogor Penghasil Legen dan Siwalan

waktu baca 2 menit
Jumat, 20 Jun 2025 11:37 0 62 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Bogor di Jawa Barat terkenal dengan kotanya yang sejuk, berbeda dengan bogor yang ada di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Rembang dikenal memiliki ribuan “bogor” yang menjadi sumber penghasilan utama warganya.

Jangan salah, bogor yang dimaksud di sini adalah pohon siwalan atau pohon bogor yang menghasilkan buah siwalan dan minuman khas bernama legen.

Minuman legen yang manis legit dan buah siwalan dengan dagingnya yang kenyal ini, menawarkan cita rasa unik.

Bahkan, setiap pohon bisa menghasilkan rasa yang berbeda, tergantung pada kontur tanah dan cuaca.

Produksi Legen

Musim hujan di Kabupaten Rembang membawa tantangan tersendiri bagi para pedagang legen.

Produksi minuman dari sadapan tangkai bunga siwalan ini mengalami penurunan signifikan.

Jika pada musim kemarau satu pohon siwalan mampu menghasilkan legen setidaknya 10 liter dalam semalam, kini rata-rata hanya mampu memproduksi 2-3 liter per hari.

Tak hanya itu, rasa dan aromanya pun tak seenak produk saat musim kemarau.

Legen tetap dicari meski produksi menurun.

Suwiknyo (56) seorang penggemar legen asal Kabupaten Blora pun memaklumi hal ini.

“Penurunan produksi legen di musim hujan atau yang biasa disebut ‘patiwolo’ sudah menjadi hal biasa,” ujarnya.

Namun, karena sudah terbiasa mengonsumsi legen, para penggemar tetap mencarinya meskipun rasa dan aromanya tidak seenak biasanya.

Dengan adanya kondisi ini, akhirnya membuat para pemilik pohon siwalan beralih fokus.

Mereka kini lebih memilih untuk memanen buah siwalan atau ental, karena harganya yang mulai menggembirakan.

BACA JUGA :  Perpanjang STNK Gunakan BPJS Aktif, 98 Persen Warga Pati Taat Aturan

Siwalan Sang Primadona

Evi (27), salah satu pedagang siwalan dari Desa Pranti, Kecamatan Sulang, Rembang, mengungkapkan bahwa harga buah siwalan dari petani kini mencapai Rp7.000 per buah (isi 3 biji daging buah).

Sementara itu, siwalan yang sudah dikupas dan dikemas dalam plastik berisi 7 daging siwalan dijual seharga Rp15.000 per bungkus.

“Sebenarnya lebih untung dibuat legen dari pada dijual buah siwalan, karena lebih menguntungkan,” kata Evi.

Meski demikian, Evi tetap mampu menjual 10-15 botol legen per hari di musim hujan ini.

Untuk pelanggan yang ingin menikmati legen langsung di tempat, satu gelas legen dengan es dihargai Rp4.000.

Para penjual legen dan buah siwalan di sepanjang jalan Sulang–Sumber, Rembang, tak hanya melayani penjualan eceran dalam bentuk kemasan plastik.

Mereka juga mengirim buah siwalan utuh ke sejumlah kota besar, bahkan hingga Surabaya dan Bali.

Hal tersebut menunjukkan tingginya permintaan akan komoditas khas Rembang ini.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini