REMBANG – Mondes.co.id | Kabupaten Rembang bersiap menyambut hari jadi ke-284 pada 27 Juli 2025.
Meski peringatan tahun ini direncanakan berlangsung lebih sederhana dibanding tahun-tahun sebelumnya, semangatnya tak surut.
Perayaan akan tetap sarat makna dan nilai budaya, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk kembali menengok sejarah dan melestarikan warisan leluhur.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Rembang, Mutaqin, menjelaskan bahwa rangkaian peringatan terbagi dalam dua kategori utama, yakni ritual dan seremoni.
Kedua kategori ini dirancang untuk menghormati sejarah dan budaya Rembang secara komprehensif.
Rangkaian ritual akan diawali dengan ziarah ke makam para umara yang berjasa dalam sejarah Rembang.
Lokasi yang akan diziarahi mencakup makam bupati terdahulu, Pangeran Sedo Laut di kompleks Masjid Agung Rembang, serta makam K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, suami R.A. Kartini.
Tak ketinggalan, ziarah juga akan dilaksanakan ke makam ulama yang berperan penting dalam sejarah lokal, seperti Sunan Bonang atau Raden Makdum Ibrahim, menunjukkan penghormatan terhadap tokoh agama dan pemimpin daerah.
Pada malam 26 Juli 2025, prosesi doa bersama akan digelar di Museum R.A. Kartini.
“Doa secara agama seperti tahlil, sedangkan doa secara budaya berupa lantunan macapatan. Perpaduan doa religius dan budaya ini diharapkan semakin memperkuat ikatan spiritual dan historis masyarakat Rembang,” ujarnya.
Ritual akan dilanjutkan dengan kirab pusaka tombak Trisula dan dua pusaka lainnya milik Kabupaten Rembang, yang akan diarak mengelilingi halaman Museum R.A. Kartini.
Dalam prosesi kirab ini, akan ditampilkan tari Gambuh sebagai simbol penolak bala.
“Dengan diperingatinya Hari Jadi ini, kita berharap Rembang senantiasa dijauhkan dari marabahaya. Sehingga visi misi Pak Bupati, Rembang Bangkit Menuju Sejahtera, bisa terwujud,” jelas Mutaqin, menggarisbawahi harapan besar di balik setiap rangkaian acara.
Selain kirab pusaka, agenda seremoni akan dimeriahkan dengan pementasan sendratari Rembang Sakawit, sebuah pementasan kolosal yang mengisahkan asal-usul nama Rembang.
Pada siang harinya, sarasehan sejarah akan digelar untuk mengulas secara mendalam pembentukan Kabupaten Rembang, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memperkaya pengetahuan tentang sejarah daerahnya.
Puncak perayaan dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 26 Juli 2025 malam, melalui pagelaran wayang kulit di pendapa Museum R.A. Kartini.
Acara ini akan menampilkan dalang muda asal Rembang, memberikan ruang bagi talenta lokal untuk berkarya, sekaligus melestarikan seni tradisional.
Kemudian, upacara peringatan Hari Jadi ke-284 akan dilaksanakan keesokan harinya, Minggu, 27 Juli 2025.
Seluruh peserta upacara diwajibkan mengenakan busana adat dan menggunakan bahasa Jawa, menciptakan suasana khidmat dan kental dengan nuansa budaya lokal.
Dengan berbagai rangkaian kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Rembang berharap masyarakat semakin mengenal sejarah daerah, serta turut melestarikan budaya warisan leluhur.
Perayaan yang sederhana namun penuh makna ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap Kabupaten Rembang.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar