PATI – Mondes.co.id | Keracunan massal karyawan PT Sejin Fashion di Kabupaten Pati menjadi perhatian publik. Mengingat, gejala mirip keracunan itu muncul usai bersantap siang di kantin pabrik.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Pati yang dihimpun pada Rabu (17/7/2024) pagi, sedikitnya 305 karyawan mengalami gejala keracunan.
Jumlah tersebut bertambah dibandingkan hari sebelumnya yang hanya 286 pasien.
Seorang karyawan PT Sejin Fashion, mengaku jika menu makan siang yang disajikan kepada karyawan memang kurang layak.
Selain itu, ia mengungkapkan, diduga makanan yang disuguhkan tidak memenuhi standar nilai gizi pada menu di pabrik.
Standar kehigienisan dalam mengolah bahan baku makanan turut digarisbawahi oleh karyawan tersebut.
“Kayaknya itu tidak sampai Rp7 ribu, jadi ada indikasi makannya asal-asalan. Sehingga gizi yang ada di makanan itu juga dipertanyakan. Kayaknya juga ada permainan di dalamnya. Saya rasa menu makanan itu tidak layak. Porsinya kecil sekali,” beber karyawan itu, Rabu (17/7/2024).
Praktisi Hukum Slamet Widodo, mengutuk keras peristiwa yang menyebabkan ratusan karyawan mengalami gejala mirip keracunan, hingga dilarikan ke sejumlah rumah sakit di Kabupaten Pati dan Kudus.
Pria yang akrab disapa Om Bob itu dengan tegas meminta pertanggungjawaban dari pihak perusahan dan pengusaha catering yang memiliki kerja sama untuk menyajikan makan siang.
“Karena itu menyangkut tentang kesehatan, jika perusahaan hingga pemilik catering tidak bertanggung jawab harus diproses secara hukum. Karena itu tentang kesejahteraan dan keselamatan para buruh,” sorot Om Bob.
Menurutnya, kasus ini harus ada titik temu. Sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Sebab, keberadaan perusahaan besar seperti PT Sejin Fashion, seharusnya bisa menjamin kesejahteraan dan kesehatan karyawannya.
Kepala Dinkes Pati, dr Aviani Tritanti Venusia mengatakan, sampel makanan tersebut disinyalir menjadi biang dugaan keracunan massal buruh pabrik garmen.
“Sampel makanan kita bawa karena di Pati belum bisa memeriksa, sehingga kita bawa sampel-sampel makanan dan muntahan ke laboratorium Provinsi Jawa Tengah,” jelasnya.
Lantaran membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa sampel makanan dan muntahan para korban keracunan, pihak Dinkes mendesak laboratorium untuk segera memeriksa sampel.
“Hasilnya seminggu-dua minggu, tapi kalau bisa dipercepat kita minta percepat,” ujarnya.
Adapun sampel yang dimaksud yakni nasi, sayur asem, lauk panggang tongkol. Di mana menu tersebut yang dikonsumsi para buruh pabrik.
“Kita belum bisa memastikan (keracunan makanan) tapi curiga ke arah situ. Kepastian kita tunggu sampel, apakah mengandung bahan-bahan yang menimbulkan keracunan apa tidak,” terangnya.
Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol Muhammad Alfan Armin, mengatakan total ratusan karyawan yang mengalami gejala mirip keracunan.
“Mereka tersebar di lima rumah sakit,” ucapnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar