PATI – Mondes.co.id | Umat Hindu di Kabupaten Pati memperingati rangkaian Galungan dengan penuh sukacita, mereka merayakan dengan kegiatan sembahyang bersama di pura.
Di samping itu, umat Hindu pun melakukan meditasi demi meningkatkan dharma (kebenaran) dalam diri agar mampu melawan adharma (kejahatan).
Perlu diketahui, perayaan Galungan dilaksanakan di dua tempat yaitu di Pura Kerta Bhuana Pati dan Pura Segara Bhuana di Jaken. Acara diikuti sekitar 40-an umat.
Menurut I Komang Fajar Udrayana selaku umat agama Hindu juga sekaligus Penyuluh Agama Hindu Kabupaten Pati, berbagai hal dilakukan oleh umat agama Hindu selama menggelar perayaan Galungan.
Di antaranya seperti ngayah mebanten, ngayah bersih-bersih, serta memasang hiasan seperti penjor dan sejenisnya di pura tempat berlangsungnya ibadah.
Pada pelaksanaannya berlangsung pada 25 September 2024 (Galungan) dan puncaknya Sabtu, 5 Oktober 2024 malam (Kuningan) berjalan lancar.
“Umat Hindu di Pati rayakan Galungan seperti tahun-tahun sebelumnya dengan penuh sukacita, berkumpul, merayakan, dan juga melakukan kegiatan persembahyangan. Hari raya Galungan merupakan hari di mana kami merayakan kemenangan dharma melawan adharma, maka di tengah-tengah perayaan, kami melakukan perenungan untuk dapat semakin meningkatkan dharma yang ada dalam diri kami,” ucapnya saat diwawancarai Mondes.co.id pagi ini, Minggu, 6 Oktober 2024.
Usai menyelesaikan Galungan, umat Hindu berlanjut merayakan puncak rangkaian Galungan, yaitu Kuningan.
Hari raya kuningan sendiri merupakan persembahyangan yang dilakukan untuk memohon keselamatan, perlindungan, dan tuntunan lahir batin kepada Sang Hyang Widhi Wasa Dewa, Bhatara, dan para Pitara, agar dalam menjalani kehidupan bisa selalu berada di jalan dharma.
Peringatan Kuningan bertempat di Pura Segara Bhuana.
“Dalam pelaksanaanya kami dapat menjalankan tanpa hambatan, sehingga berjalan lancar selama prosesi berlangsung, kemudian pada tanggal 5 Oktober, kami melanjutkan merayakan Kuningan sebagai puncak dari rangkaian Galungan. Kami berdoa memohon keselamatan, perlindungan, dan tuntunan lahir batin kepada Sang Hyang Widhi Wasa Dewa, Bhatara, dan para Pitara supaya kami bisa selalu berada di jalan dharma dalam menjalani kehidupan,” ungkapnya.
Uniknya, perayaan Kuningan kali ini bersamaan dengan Hari Piodalan. Yaitu upacara atau ritual maupun persembahyangan dengan maksud mensucikan kembali kesucian tempat ibadah agar terjaga ke-kesakralanya.
Dalam persembahyangan dipimpin oleh Mangku Made Aget dari Kabupaten Rembang.
“Yang unik dari hari raya Kuningan kali ini adalah dibarengi dengan hari Piodalan Pura Segara Bhuana, sehingga kami merayakan dua peringatan secara bersamaan. Dalam kegiatan ini persembahyangan dipimpin oleh Pak Mangku Made Aget dari Rembang, semua prosesi berjalan lancar,” paparnya.
Sebagai informasi, Pura Segara Bhuana menjadi tempat sembahyang umat Hindu dari Pati, Rembang, dan Blora.
“Puluhan umat Hindu bersembahyang bersama-sama di Pura Segara Bhuana yang notebene ini secara fungsi digunakan oleh tiga daerah yaitu umat Hindu Kabupaten Pati, Rembang, dan Blora. Hal ini membuat acara Piodalan menjadi semakin ramai,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar