Petani Tembakau Menjerit, Cuaca Tak Menentu Ancam Panen dan Picu Kerugian Besar

waktu baca 2 menit
Kamis, 19 Jun 2025 13:10 0 88 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Para petani tembakau di berbagai daerah tengah dirundung kecemasan akibat kondisi cuaca yang tak menentu.

Hujan lebat yang turun di luar musim tanam normal, memicu banyak tanaman tembakau mati, menyebabkan kerugian besar bagi petani yang menggantungkan hidupnya pada komoditas ini.

Salah satu yang merasakan dampak langsung adalah Jarot Aji Waluyo, seorang petani asal Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang.

Saat ditemui pada Kamis (19/6/2025), Jarot mengungkapkan kekecewaannya akibat hujan yang mengguyur wilayah Rembang baru-baru ini.

Ia harus menelan pil pahit, karena sekitar 10.000 pohon tembakaunya mati terendam air.

Kondisi ini memaksa Jarot dan petani lainnya untuk menanam ulang, sebuah upaya yang tentu saja membutuhkan biaya dan tenaga ekstra.

“Kurang lebih ada sepuluh ribuan pohon mas tembakau saya ikut mati, terpaksa kami tanam ulang. Semoga ke depannya tembakaunya bisa tumbuh subur untuk menutup kerugian masa tanam yang mati,” ujar Jarot dengan nada pasrah namun penuh harapan.

Tak hanya di Rembang, Jarot juga memiliki lahan tembakau di Kabupaten Pati.

Hal ini dilakukannya untuk menyiasati keterbatasan lahan di wilayah Kecamatan Sumber yang hanya mampu menampung sekitar 15.000 pohon.

Dengan menanam di dua lokasi berbeda, Jarot berharap dapat meminimalisir risiko kegagalan panen dan mencukupi kebutuhan keluarganya.

“Untuk ladang wilayah Kecamatan Sumber hanya mampu menanam sekitar 15.000 pohon, jadi kami juga menanam ladang kami di wilayah Pati, dengan harapan panen berhasil untuk mencukupi kebutuhan keluarga,” tambahnya.

BACA JUGA :  Ratusan Kader Fatayat NU se-Jepara Dilantik, Soroti Ketahanan Keluarga

Fenomena cuaca ekstrem seperti hujan yang tidak tepat waktu ini, menjadi momok menakutkan bagi petani tembakau.

Tanaman tembakau dikenal sensitif terhadap kondisi air berlebih, sehingga curah hujan tinggi dapat dengan mudah merusak akar dan menyebabkan kematian tanaman.

Diperlukan upaya adaptasi dan mitigasi yang serius dari berbagai pihak, baik petani maupun pemerintah, untuk menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin tidak terduga ini, demi keberlangsungan pertanian tembakau di Indonesia.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini