PATI – Mondes.co.id | Petani garam di Kabupaten Pati makin puyeng. Lantaran harga garam petani hanya dihargai Rp700 perkilogram.
Ali Muntoha, petani garam mengatakan, harga segitu sangat merugikan petani. Mengingat pada tahun kemarin, harga garam sempat menyentuh Rp2.500 perkilogram.
“Sekarang Rp700, diperkirakan turun lagi. Kalau tahun lalu harga tertinggi Rp2.500 perkilogram. Di pertengahan musim kemarau, masih laku Rp1.000. Setelah itu turun di akhir musim kemarau, jadi Rp800 perkilogram,” ujar petani asal Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan itu, Sabtu (29/6/2024).
Petani garam semakin ketar-ketir, lantaran sebentar lagi memasuki masa panen raya garam di kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Rembang.
“Perkiraan bakal turun lagi, ini masa produksi garam jelang panen. Sudah banyak petani garam yang mengeluh dengan harga garam yang enggak masuk akal murahnya,” keluh Muntoha.
Terlebih, biaya operasional untuk memproduksi garam terbilang tidak sedikit.
Petani harus merogoh kocek yang dalam untuk biaya sewa lahan, biaya angkut, upah pekerja, maupun biaya operasional lain.
“Biaya produksi sudah tinggi, harga garam malah hancur. Sangat dirugikan kalau begini terus. Gimana petani bisa sejahtera,” tuturnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar