JEPARA – Mondes.co.id | Netralitas penyelenggara dan pengawas Pemilu perlu terus ditingkatkan.
Menjadi penyelenggara dan pengawas bukan hanya harus netral, tetapi juga harus taat kepada hukum.
Hal ini disampaikan Dr. Wahidullah, seorang Akademisi dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Kabupaten Jepara.
Ia mengingatkan Badan Pengawas Pemilu untuk hadirkan pesta demokrasi yang kredibel.
Bagi dia, kredibilitas dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 penting untuk hasilkan pemimpin yang kredibel pula. Karena baiknya suatu proses, bakal berpengaruh terhadap hasil di masa yang akan datang.
“Caranya dengan transparansi, profesionalitas penyelenggara yang kemudian menghasilkan pimpinan terpilih yang legitimate,” papar Wahidullah, Rabu (7/8/2024).
Supaya menyukseskan upaya kredibilitas Pilkada, pihaknya juga menyoroti terkait minimnya personel kepengawasan. Mereka hanya berkisar ratusan, sementara yang diawasi angkanya mendekati satu juta.
“Melihat dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Jepara saja mencapai satu juta. Bagaimana mungkin personel pengawasan yang hanya ratusan mengawasi mereka, tentu sangat mungkin meleset,” terang dia.
Ide Bawaslu Jateng yang menggaet Generasi Milenial dan Gen Z, kata Wahidullah, merupakan hal menarik untuk diterapkan, sebab dapat mengcover kekurangan personel kepengawasan.
Sebelumnya, Bawaslu Jateng gelar Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Bagi Generasi Millenial dan Gen Z. Agenda tersebut diselenggarakan di Hotel D’Season Kabupaten Jepara, kemarin.
Pada kesempatan itu, Ketua Bawaslu Jateng Muhammad Amin mengatakan, bakal menggaet partisipasi aktif dari Generasi Millenial dan Gen Z dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 27 November 2024 mendatang.
“Jelang Pilkada, perlu kesadaran bersama, khususnya Gen Mil dan Gen Z. Mereka yang akan mendominasi. Jadi penting dalam partisipasi pengawasan besok (Pilkada),” pungkas Amin.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar