Foto: Seremonial serah terima Keris Pusaka Presiden Prabowo di rumah salah satu tokoh perkerisan Trenggalek (Mondes/Her) TRENGGALEK – Mondes.co.id | Memperingati 20 Tahun Pengakuan Keris sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO, Kabupaten Trenggalek menggelar kegiatan budaya.
Beberapa acara dikemas sebagai bentuk upaya dalam melestarikan warisan adiluhung bangsa.
Agenda ini sekaligus dijadikan momentum penting bagi seluruh warga Trenggalek.
Terutama untuk menunjukkan komitmen merawat tradisi, memperkuat jati diri budaya, dan mengedukasi generasi muda mengenai warisan leluhur.
Salah satunya, makna tentang pusaka keris sebagai simbol karakter, etika, serta spiritualitas Jawa.
Selain itu, ada hal yang cukup membanggakan, yaitu kehadiran keris pusaka milik Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
“Pusaka tersebut tiba di Trenggalek hari ini dan disambut secara resmi untuk disemayamkan di Pendopo Manggala Praja Nugraha,” ungkap Penasehat Peringatan 20 Tahun Pengakuan Keris sebagai Warisan Takbenda UNESCO, Muktiharsaya, Senin 24 November 2025.
Menurut Mukti, untuk kerisnya sendiri merupakan Pusaka Tangguh Bali dengan bentuk sekaligus ciri fisik yang sangat khas.
Termasuk Cunguh Gajah, Jalen, Tigasaan, Sogokan Muncuk, serta pamor dengan teknik tiban motif Ilining Warih (aliran darah).
Untuk hulu pusaka, menghadirkan tokoh Dewa Ganesha yang dipahat dari gading.
Dihias selud dan wer-wer dari perak dikombinasi batu mulia, menunjukkan nilai artistik tinggi serta aspek spiritual cukup dalam.
“Kehadiran keris Presiden Prabowo Subianto menjadi penguat nilai historis dan simbolis, bahwa budaya adalah jembatan yang menyatukan bangsa maupun memperkaya peradaban. Untuk kerisnya, secara keseluruhan sangat bagus. Dengan nilai artistik tinggi sekaligus menyiratkan aspek spiritualitas cukup dalam,” ujarnya.
Dalam tradisi Jawa, lanjut Mukti, keris tidak hanya dipandang sebagai senjata atau karya seni. Namun digunakan pula sebagai ‘pancer’ atau penanda martabat maupun simbol kehadiran pemiliknya.
Dahulu, ketika seorang tokoh penting mengirimkan kerisnya itu dimaknai sebagai kehadiran pribadi, doa restu dan perlindungan simbolis terhadap tempat atau acara yang dikunjungi.
“Kehadiran keris Presiden Prabowo Subianto di Trenggalek bisa dimaknai sebagai bentuk penghormatan, perhatian sekaligus restu terhadap upaya pelestarian budaya. Khususnya keris sebagai warisan adiluhung bangsa,” jelas tokoh budaya keris senior Trenggalek ini.
Sedangkan rangkaian acaranya, masih kata dia, sebagai bagian dari agenda Pemerintah Kabupaten Trenggalek berkolaborasi dengan para pegiat budaya tersebut dibagi dalam,
1. Penyemayaman Pusaka Presiden di Pendopo (24 November 2025)
Prosesi penyambutan dilakukan dengan adat penghormatan pusaka, dihadiri tokoh budaya, pemerintah daerah, serta komunitas pegiat keris.
2. Pawai Budaya Keris (25 November 2025)
Masyarakat akan menyaksikan pawai besar yang melibatkan pegiat budaya, seniman tradisi, komunitas keris, dan berbagai kelompok seni dari seluruh Trenggalek.
3. Pameran Pusaka Nusantara (25–27 November 2025)
“Selama tiga hari, di area Pendopo Trenggalek juga akan menjadi ruang edukasi publik yang menampilkan berbagai jenis keris dari kolektor, empu, dan komunitas perkerisan,” imbuhnya.
Selain pameran, masih kata Mukti, juga dimeriahkan pagelaran Wayang kulit semalam suntuk, Seni Tiban lokal Trenggalek, serta Workshop mengenai filosofi dan seluk beluk perkerisan.
Melalui itu, digunakan untuk sarana mengedukasi generasi muda mengenai makna keris sebagai simbol karakter, etika, serta spiritualitas Jawa.
“Ini merupakan upaya nyata dalam menghidupkan warisan dan merawat identitas kultural nusantara,” pungkas Mukti.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar