REMBANG – Mondes.co.id | Nugroho Mumpuni, seorang pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Rembang, telah menjadi sosok inspiratif di tengah krisis air bersih yang melanda sejumlah daerah di wilayah tersebut.
Dengan ketulusan hati, Nugroho secara konsisten menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat yang kesulitan air, bahkan menggunakan dana pribadinya.
Saat ditemui di Desa Pedak, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Nugroho terlihat sibuk mengatur distribusi air bersih.
Panas terik siang hari tak menyurutkan semangatnya untuk memastikan setiap warga mendapatkan akses air bersih yang layak.
“Saya sudah melakukan dropping air bersih ini sejak dua tahun lalu,” ungkap Nugroho saat ditemui baru-baru ini.
“Untuk bulan ini saja, saya sudah mengirimkan sekitar 51 truk tangki air dengan kapasitas 5.000 liter per tangki ke beberapa desa, termasuk Desa Warugunung, Desa Tanjung, Desa Bogorame, Desa Pranti, Desa Pedak, Desa Glebeg, dan Desa Randu Agung,” tambahnya.
Aksi kemanusiaan Nugroho ini patut diapresiasi. Setiap kali mengirimkan bantuan air bersih, ia harus merogoh kocek pribadi sekitar Rp250.000 hingga Rp300.000.
“Tidak menentu, kalau warga minta ya saya droping. Saya punya misi berkhidmat untuk umat,” tegasnya.
Sebelum pensiun, Nugroho pernah bertugas di berbagai instansi pemerintahan Kabupaten Rembang, seperti RSUD Rembang, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, hingga Puskesmas Rembang.
Meskipun telah memasuki masa pensiun, semangat pengabdiannya kepada masyarakat tidak pernah padam.
Seperti yang terjadi saat ini, kekeringan yang melanda Rembang telah menyebabkan banyak sungai mengering, termasuk Sungai Pedak Lor.
Hal ini membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Irwani, salah seorang warga Desa Pedak, menceritakan bahwa kekeringan di desanya sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir.
“Sungainya mengering, kalau musim kemarau, warga itu hidupnya bergantung dari aliran sungai itu. Sekarang lihat saja sungainya bisa digunakan untuk main sepak bola anak-anak,” ujarnya.
Guna memenuhi kebutuhan air, warga seringkali membeli air secara mandiri atau mengandalkan bantuan air bersih.
Harga air yang mahal dan ketersediaan yang terbatas, menjadi beban tambahan bagi masyarakat yang sudah kesulitan ekonomi.
Kisah Nugroho Mumpuni ini lantas menjadi inspirasi bagi banyak orang. Tindakannya menunjukkan bahwa kepedulian terhadap sesama tidak mengenal batas usia atau status sosial.
Diharapkan, aksi kemanusiaan seperti ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk ikut serta dalam mengatasi masalah krisis air bersih di berbagai daerah.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar