JEPARA – Mondes.co.id | Pemberlakukan tarif resiprokal sebesar 32 persen Amerika Serikat berdampak pada industri furnitur.
Sebagai salah satu negara tujuan ekspor utama, tarif itu mengancam penurunan volume ekspor furnitur.
Oleh karenanya, para pengusaha mebel harus segera mencari pasar baru untuk menyelamatkan industri mebel, khususnya di Jepara.
Bupati Jepara Witiarso Utomo mengatakan, Pemkab Jepara juga akan melakukan evaluasi untuk mencari pasar-pasar ekspor bagi produk furnitur, selain Amerika Serikat.
“Saya yakin pemerintah pusat akan mengambil langkah strategis untuk menjaga daya saing ekspor furnitur dan produk lainnya di tengah memanasnya perang dagang antara AS dan China,” paparnya, Jumat (11/4/2025).
Berdasar data, ada sejumlah negara yang selama ini menjadi jujukan ekspor mebel asal Jepara.
Beberapa di antaranya seperti Belgia, Inggris, Korea Selatan, Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Australia, dan lainnya.
“Kami mengimbau masyarakat dan pengusaha agar tidak panik. Kita segera bertemu pelaku ekspor untuk menentukan langkah ke depan untuk menghadapi dinamika pasar global,” ujarnya.
Mas Wiwit sendiri optimis jika furnitur dan produk asal Jepara masih punya daya saing ekspor ke Amerika Serikat.
Hal ini lantaran tarif resiprokal 32 persen itu masih lebih rendah dibanding yang dikenakan pada negara lain.
“Kami masih optimis karena tarif ini masih lebih rendah dibanding lawan-lawan kita seperti Vietnam yang tarifnya jauh lebih tinggi 8 persen. Vietnam kena 40 persen,” ujarnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar