PATI – Mondes.co.id | Puluhan ribu warga Pati usia produktif masih terbilang menganggur. Hal itu amat disayangkan, sebab memicu tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Menurut keterangan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Pati, Bambang Agus Yunianto, terdapat sebanyak 27.064 TPT di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani terhitung di tahun 2023 ini.
“Kondisi saat ini ada 27.064 TPT di Pati. Mereka terdiri dari yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan, yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha, serta yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan,” sebutnya saat ditemui Mondes.co.id beberapa waktu lalu.
Jika dihitung berdasarkan persentase, terdapat 3,61 persen. Menurutnya, generasi Z mendominasi angka TPT yang ada di Kabupaten Pati.
Bahkan dirinya menilai, karakter dari generasi tersebut kurang gigih dan mudah mengeluh pada pekerjaan yang pernah dilalui, sehingga berdampak pada ketidaknyamanan yang berujung pemutusan hubungan kerja.
“Generasi Z beda dengan generasi milenial atau generasi sebelumnya. Gen Z cenderung pengen yang enak-enak saja, dapat duit banyak tanpa tekanan perusahaan,” ujarnya sembari menyayangkan situasi.
Menurut pemetaannya, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi penyumbang angka tertinggi.
“Usia rata-rata alumni SMK mendominasi TPT, karena kita akui sebetulnya SMK harusnya kerja, tetapi justru menambah pengangguran. Ntah karena anaknya atau kurikulumnya yang tidak tepat, kami masih kaji dan telusuri,” katanya.
Ia mengatakan, faktor gaji bukan jadi faktor yang menyebabkan generasi Z resign dari pekerjaan. Mereka mengutamakan kesehatan mental, sehingga ingin bekerja yang ringan asalkan nyaman. Ia pun sembari membandingkan generasi Z dengan generasi sebelumnya.
“Kalau upah atau gaji tidak mempengaruhi TPT. Bagi mereka yang penting kan nyaman atau tidak. Gen Z pengen yang ringan, tidur di rumah dan enak-enak. Beda sama generasi terdahulu,” ungkapnya.
Di samping itu, faktor geografis menjadi alasan yang menyebabkan pengangguran masih di kisaran puluhan ribu. Apalagi lowongan kerja (loker) di dalam kota tak sebanyak loker yang ada di luar Kabupaten Pati, seperti Demak maupun Jepara.
“Kalau masyarakat Pati pengen kerja dekat dengan rumah, ketika jauh dari rumah mereka malas meskipun di Demak atau Jepara. Tapi tak semua seperti itu, ada juga yang mengincar loker luar negeri, seperti Jepang dan Taiwan yang gajinya di kisaran Rp25-42 juta,” terangnya.
Di tengah terpaan angka pengangguran, Disnaker Kabupaten Pati berupaya menekan TPT hingga 1 persen melalui berbagai job fair. Bahkan, fakta menyebut tingkat pengangguran di Pati tahun ini lebih rendah daripada tahun 2022.
“Tingkat pengangguran terbuka tahun 2022 4,15 persen, totalnya 31.651 orang. Sedangkan jumlah angkatan kerja Pati pada data terakhir 6.634, kemudian terserap 3.671,” tutupnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar