KUDUS – Mondes.co.id | Dengan hati yang penuh pengorbanan, seorang wanita yang juga memiliki peran sebagai istri, memutuskan untuk menjawab panggilan negara sebagai guru di luar kota kelahiran.
Meskipun berat hati meninggalkan keluarga tercinta, tekadnya untuk berkontribusi pada pembangunan pendidikan tetap tak tergoyahkan. Ia adalah Umi Fadhilah.
Wanita asal Dukuh Bendo, Desa Bae, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus itu bangga dapat mengucapkan sumpah dan janji komitmen terhadap tugas yang dijalankan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Mengingat, pencapaian ini merupakan cita-cita yang ia dambakan sejak dulu.
Meski ia tinggal Kabupaten Kudus, perempuan 29 tahun tersebut rela mengabdi di Kabupaten Jepara, tepatnya di SDN 1 Karangnongko, Kecamatan Nalumsari. Ia resmi ditempatkan setelah meraih Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Saya bangga dan bersyukur bisa menjalankan tugas sebagai PPPK guru setelah menerima SK dari Pj Bupati Jepara. Ditempatkan di sini menjadi target yang saya impikan,” kata Umi kepada Mondes.co.id, belum lama ini.
Kendati demikian, Umi tetap tegar menjalankan misi pengabdiannya sebagai pendidik. Diterima sebagai PPPK menjadi kesempatan berkarir, sekaligus mengembangkan kemampuan profesional sebagai seorang guru.
Sempat tidak menyangka ia ditempatkan di lokasi tersebut. Pasalnya, posisi tempat kerjanya yang baru, jika ditinjau dari segi jarak tidak terlalu jauh dari kediaman. Ia bersyukur memperoleh penempatan dengan jarak yang mudah dijangkau.
Sebelum ada pengumuman penempatan, ia khawatir peroleh tempat di wilayah yang jauh dari kota kelahirannya. Apalagi, Kabupaten Jepara mempunyai kondisi geografis yang luas membentang hingga ke berbagai perbatasan kabupaten lain, tidak hanya Kabupaten Kudus.
“Ada suka dan dukanya. Kalau sukanya ada kesempatan berkarir dan pengembangan profesional. Kalau dukanya yang saya rasakan bersama teman-teman lainnya adalah rasa tidak nyaman dengan penempatan yang jauh. Tetapi kondisi itu bukan jadi penghalang, karena nanti bakalan adaptasi,” ujar wanita berparas cantik tersebut.
Dirinya tidak keberatan, walaupun sudah berumah tangga, sembari mengemban kewajiban mengurus suami dan keluarga kala mengabdi di luar kota. Namun, Umi akan tetap profesional dalam menentukan keputusan yang bijak berdasarkan skala prioritasnya sebagai seorang istri dan guru.
“Jika nanti ada keperluan keluarga yang mendesak, sedangkan saya sebagai seorang perempuan dan keluarga saya berada di luar daerah tempat saya mengabdi, maka saya akan tetap profesional dalam menentukan pilihan sesuai dengan skala prioritas sebagai seorang guru,” ungkap perempuan lulusan Universitas Muria Kudus (UMK) tahun 2018 itu.
Faktanya, ia tidak pernah mengeluh. Setelah menjadi guru profesional, ia menarget mampu menjadi pendidik yang unggul, profesional, berjiwa besar dalam melaksanakan tugasnya dengan cinta dan mengajar berdasarkan passion.
“Saya tidak keberatan dengan penempatan luar kota, meski di rumah saya mengemban kewajiban seorang istri. Di sisi lain saya juga merawat ayah yang sedang sakit, karena jarak bisa ditempuh. Sudah menjadi tanggung jawab seorang PPPK mau ditempatkan di manapun harus siap. Dan berkomitmen pada tugas dan tanggung jawab yang sudah diberikan,” tutur wanita dengan pembawaan lemah lembut itu saat ditanya.
Diketahui, Umi memiliki motivasi tinggi sebagai guru. Tekadnya menjadi guru sudah ia tunjukkan seusai lulus kuliah sarjana. Ia sempat mendedikasikan diri mengajar di MTs NU Miftahul Huda, Kudus.
Bahkan sebelumnya, ia merasakan bekerja di luar kota, saat itu Umi pernah bekerja sebagai guru di SDIT Nur Madinah yang berada di Kabupaten Pati.
Bagi Umi, guru harus menanamkan nilai-nilai moral kepada siswa, nilai itu meliputi akhlakul karimah dan karakter yang baik. Pendidik wajib menjadi teladan bagi peserta didiknya dalam membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan memberikan sugesti ke arah kodratnya.
Ia berharap mampu mencetak generasi yang jujur, amanah, rajin, pekerja keras, dan bertanggung jawab.
“Harapan saya adalah sebagai guru mampu mendidik dengan menanamkan nilai-nilai moral kepada peserta didik yang berakhlakul karimah dan berkarakter yang baik. Selanjutnya, sebagai guru mampu membimbing, mengarahkan, memotivasi, sugesti sehingga peserta didik tidak salah arah dengan cara mengetahui karakteristik, latar belakang. Dan yang terpenting harus dekat dengan peserta didik agar peserta didik dapat merdeka sesuai dengan kodratnya,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar