PATI – Mondes.co.id | Dalam hiruk-pikuk kesibukan dan rutinitasnya, pemuda asal Kabupaten Pati ini berusaha menemukan makna dalam setiap langkahnya. Dari awal pagi hingga senja, ia melibatkan diri dalam berbagai jenjang kehidupan, menghadapi tantangan dan memperoleh pelajaran berharga yang membentuk perjalanan hidupnya.
Ia adalah Galih Ardhi Nugroho, yang merupakan seorang aktivis sosial dan kebudayaan asal Bumi Mina Tani. Pria kelahiran 12 Agustus 1997 itu, dengan dedikasi yang sangat tinggi punya jejak berharga di bidang pendidikan dan kebudayaan. Galih berhasil menyelesaikan pendidikan tingkat Sarjana (S1) di Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada tahun 2019.
“Saya Galih Ardhi Nugroho aktif di dunia sosial dan kebudayaan di Pati. Di samping itu, keberadaan saya turut kerap terlibat dalam mempromosikan lestarinya kebudayaan di Kabupaten Pati melalui akses yang saya miliki dan karya yang saya punya,” ungkap Galih.
Selama ini, ia aktif dalam berbagai organisasi dan kegiatan sosial. Sejak tahun 2017, ia telah terlibat dalam berbagai kegiatan sebagai duta budaya daerah di Kabupaten Pati dan duta kampus. Diketahui, pria asal Desa Kebolampang, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati itu menjadi bagian Paguyuban Duta Budaya dan Duta Bahasa Pati.
Ia berperan, aktif dalam memperkenalkan serta melestarikan budaya dan lingkungan hidup di daerahnya. Dalam kegiatan Duta Pati, Galih tidak hanya berperan sebagai penggiat kebudayaan, tetapi juga sebagai seorang guru yang berdedikasi.
“Pekerjaan utama saya menjadi guru Sekolah Dasar (SD) di Rembang, namun karena saya lahir, besar, dan tinggal di Pati, maka saya berperan aktif menggiatkan kegiatan berlabel kebudayaan di Pati tercinta ini,” tutur lembutnya.
“Keikutsertaan saya berkecimpung di kebudayaan sudah terbentuk sejak di bangku kuliah, pernah menjadi duta kampus di Unnes, ikut kegiatan sosial yang berbasis kebudayaan, dan jadi Duta Bahasa di Kabupaten Pati,” sambungnya.
Ia membawa semangat kebudayaan ke ruang pembelajaran dengan menyelipkan nilai-nilai kebudayaan dalam beberapa pembelajaran di sekolah tempatnya mengajar yang berada di Kabupaten Rembang.
“Ruang kelas memang penting, tetapi pengalaman dan keterlibatan dalam berbagai kegiatan juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran,” ungkapnya saat diwawancarai Mondes.co.id, Sabtu, 9 Maret 2024.
Bagi pemilik akun Instragram @galih_ardhi, melestarikan kebudayaan adalah tanggung jawab bersama. Sebagai seorang guru, dia berperan dalam memberikan pemahaman dan pengalaman kebudayaan kepada peserta didiknya.
“Budaya itu harus kita lestarikan bersama sebagai cerminan jati diri bangsa. Maka sebagai seorang pendidik melestarikannya dengan cara pemahaman di bangku sekolah,” paparnya.
Tidak hanya aktif dalam kegiatan kebudayaan, Galih juga merupakan anggota Gerakan Pramuka yang aktif. Keikutsertaannya dalam kegiatan Pramuka tidak hanya untuk mengembangkan bakat dan minatnya, tetapi juga untuk terus belajar dan bertumbuh.
“Pengalaman adalah guru terbaik, dan setiap kesempatan yang diberikan adalah kesempatan,” katanya.
Meskipun memiliki banyak kesibukan, Galih tetap memiliki semangat dan motivasi yang tinggi dalam menjalani setiap kegiatan. Bahkan dirinya merupakan founder organisasi sosial bernama Pati Peduli, yang aktif menggalang dana sosial untuk meringankan kaum dhuafa dan fakir miskin di Kabupaten Pati.
Sebagai seorang leader, tentu ia punya rekan yang digerakkan untuk aktif membantu meringankan beban masyarakat di Kabupaten Pati, termasuk yang terkena bencana alam maupun terkena dampak sosial lainnya.
“Saya juga bersama teman-teman menjadi relawan di organisasi Pati Peduli. Organisasi kemanusiaan yang tak pernah ketinggalan membantu meringankan masyarakat Pati yang kesusahan,” ungkap Galih.
Sebagai informasi, Galih diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di usia yang masih muda, yakni 23 tahun pada 2020 lalu. Ia diangkat menjadi PNS formasi guru setelah berhasil lolos seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2019.
Selain menjalankan kewajibannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) jabatan fungsional guru, Galih sering dipercaya menjadi juri ajang pencarian duta di daerahnya. Ia selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menampilkan yang terbaik dalam setiap kegiatan yang ia jalani.
“Dengan semangat yang tak kenal lelah, saya terus mengeksplorasi diri dalam berbagai kegiatan. Karena pada saat saya lelah saya selalu ingat bahwa ada banyak orang yang mungkin menginginkan berada di posisi saya saat ini,” ungkapnya.
Saat ini, dirinya tengah menempuh pendidikan S2 di Universitas Muria Kudus (UMK). Meskipun Galih sibuk dengan pekerjaannya sebagai guru dan mengikuti berbagai organisasi, dia masih haus akan ilmu pengetahuan.
“Dengan pengalaman-pengalaman ini, berharap dapat memberikan inspirasi dan pengalaman berharga kepada generasi penerus, serta terus berkontribusi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia,” tutup Galih.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar