Pemkab Rembang Kembali Aktifkan LKS Tripartit dan Dorong Kesetaraan Gender

waktu baca 2 menit
Jumat, 13 Jun 2025 11:53 0 73 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang secara proaktif menindaklanjuti berbagai aspirasi yang disampaikan oleh serikat pekerja.

Termasuk pengaktifan kembali Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit, serta mendorong terwujudnya kesetaraan gender dalam proses rekrutmen tenaga kerja di sektor padat karya.

Sebagai wujud respons terhadap aspirasi tersebut, Pemkab Rembang telah menyelenggarakan forum Tripartit di salah satu hotel di kawasan Pantura baru-baru ini.

Forum ini memfasilitasi ruang dialog konstruktif antara unsur pemerintah, pengusaha, dan perwakilan pekerja, sejalan dengan harapan para buruh, khususnya dari sektor pabrik.

Bupati Rembang, H. Harno, dalam sambutannya menegaskan pentingnya sinergi antara ketiga elemen tersebut.

“Pemerintah Kabupaten Rembang sangat menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tidak akan tercapai tanpa dukungan dunia usaha dan tenaga kerja yang produktif. Karena itu, sinergi Tripartit ini harus kita jaga dan tingkatkan,” ujar Bupati Harno.

Menanggapi aspirasi mengenai keseimbangan gender dalam rekrutmen tenaga kerja, Bupati Harno mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi langsung dengan sejumlah perusahaan.

Hasilnya, salah satu perusahaan telah menyepakati komposisi tenaga kerja yang setara antara laki-laki dan perempuan.

“Setelah serikat pekerja bertemu saya, langsung saya tindaklanjuti. Untuk pabrik sepatu di Jape (PT Handal Sukses Karya) sudah clear, 50:50. Untuk pabrik sepatu PWI (PT Parkland World Indonesia) masih dalam proses komunikasi,” jelasnya.

Bupati Harno menambahkan, pihak manajemen PT Parkland World Indonesia menyampaikan bahwa penerapan komposisi seimbang belum dapat diimplementasikan secara langsung.

BACA JUGA :  20 Persen Jalan Kabupaten Pati Rusak, Berikut Datanya

Hal ini dikarenakan sebagian besar jenis pekerjaan di pabrik tersebut memerlukan tingkat ketelitian tinggi, yang dinilai lebih sesuai ditangani oleh pekerja perempuan.

“Alasannya, pekerjaan yang perlu ketelitian hasilnya lebih baik jika dikerjakan perempuan. Kalau laki-laki katanya agak grusa-grusu. Tapi saya tetap bernegosiasi agar ada peningkatan jumlah pekerja laki-laki,” imbuhnya.

Selain itu, Bupati Harno juga mengingatkan pentingnya kedisiplinan bagi para pekerja yang telah mendapatkan kesempatan kerja.

Ia menyoroti keluhan serius dari pihak manajemen PT HSK, terkait pelanggaran aturan larangan merokok di lingkungan pabrik.

“Di sana aturannya tidak boleh merokok, tapi akhirnya semua toilet penuh puntung rokok. Saya mohon, kepada bapak ibu yang keluarganya bekerja di sana, agar bisa mengurangi merokok. Ini termasuk keluhan serius dari pengusaha,” tegasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini