Pemkab Jepara akan Kembalikan Kejayaan Pelabuhan Ekspor Era Ratu Kalinyamat

waktu baca 3 menit
Sabtu, 16 Des 2023 17:20 0 2209 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Ratu Kalinyamat baru saja mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional. Salah satu keberhasilan Ratu Kalinyamat pada masa itu membuat pelabuhan laut di Jepara.

Pada masa Ratu Kalinyamat abad XVI, pelabuhan Jepara merupakan pelabuhan ekspor beras paling penting.

Lalu lintas perdagangan rempah-rempah dan berbagai produk yang begitu pesat, menjadikan pelabuhan Jepara memiliki industri galangan kapal terbesar dan terbaik di Asia Tenggara.

Ratu Kalinyamat juga memiliki armada maritim yang kuat, sehingga bisa setidaknya melakukan 3 kali serangan kepada Portugis di Malaka dan sekali ke Teluk Ambon. Serangan tahun 1574 ke Malaka bahkan melibatkan 15 ribu prajurit.

Pemerintah Kabupaten Jepara akan mengembalikan kemegahan pelabuhan ekspor masa Ratu Kalinyamat.

Megaproyek pembangunan pelabuhan itu akan didukung jalan Tol, yang kini telah memasuki tahapan pra-feasibility study (FS).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko mengatakan, mimpi besar yang akan diwujudkan bersama adalah menjadikan Jepara sebagai kota perdagangan ekspor yang memiliki pelabuhan sendiri.

Hal itu dia katakan dalam acara Dialog Budaya “Ratu Kalinyamat: Sejarah, Gagasan, dan Perjuangannya dari Jepara untuk Indonesia” yang berlangsung di Aula Sultan Hadlirin Gedung OPD Bersama Kabupaten Jepara pada Sabtu, 16 Desember 2023.

Dialog diikuti ratusan guru, pemerhati, dan pecinta budaya, praktisi literasi, hingga pelajar dan mahasiswa.

Rencana pembangunan pelabuhan ekspor itu telah berjalan selama masa pengusulan gelar untuk Sang Ratu.

“Berikutnya kita memperjuangkan Jepara sebagai kota perdagangan yang memiliki pelabuhan sendiri. Status kota perdagangan dunia sudah. Karena ekspor furnitur kita telah menjangkau 160-an negara di berbagai belahan dunia. Tapi pelabuhan ekspor di Jepara, kan, belum,” kata Edy Sujatmiko.

BACA JUGA :  Lomba Mengukir dan Cipta Karya Cinderamata Ukir Kayu Segera Digelar 

Dalam satu tahun kalender, jumlah importer furnitur Jepara bisa lebih dari 100 negara.

Menurutnya, meski prosesnya masih panjang, rencana induk pembangunan pelabuhan telah mencantumkan keberadaan pelabuhan internasional di Kabupaten Jepara.

Pelabuhan itu sangat dibutuhkan para pengekspor dari Jepara. Jumlahnya sekitar 200 eksporter, mayoritas produk furnitur dan ukir.

Jalan Tol ke Jepara yang sangat dibutuhkan untuk mendukung realisasi mega proyek ini, kata Edy Sujatmiko, telah masuk dalam rencana tata ruang.

Tahun ini, rencana itu sudah sampai pada tahap pra feasibility study, yaitu studi analisa untuk mengukur dan mengevaluasi kelayakan proyek.

“Tahun depan jadi FS,” tambahnya.

Dalam perkiraan saat ini, biaya pembangunan jalan Tol itu mencapai Rp16 triliun. Butuh sekitar Rp300 miliar per kilometer.

Terkait tindak lanjut gelar pahlawan nasional untuk Ratu Kalinyamat, Edy Sujatmiko meminta para guru dan praktisi literasi bersama-sama meluruskan sejarah Ratu Kalinyamat yang bersumber dari cerita tutur dan pakem pentas budaya tradisional.

Oleh karenanya, dia menyambut baik dialog budaya tersebut, yang menghadirkan pembicara Prof. Dr. Alamsyah, S.S., M.Hum., guru besar dan dosen Universitas Diponegoro yang terlibat langsung dalam pengusulan gelar pahlawan nasional.

Kegiatan itu juga diisi dengan peluncuran tembang macapat Dhandhanggula Natakusuman laras slendro pathet sanga (baca: dandanggulo notokusuman laras slendro patet songo) berjudul Kalinyamat Pahlawan Nuswantara karya salah satu guru SD di Jepara, Sarwijiyanti.

Dilakukan juga pengenalan kesenian yang diberi nama thoyang (kethoprak wayang) oleh Sapto Heru Ananto.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini