Pemakaian Solar di Pati Tembus 80 Persen, Masyarakat Diimbau Gunakan Sesuai Porsi

waktu baca 3 menit
Senin, 17 Nov 2025 16:20 0 56 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Akhir tahun 2025, persediaan solar di berbagai daerah mulai menipis.

DBHCHT TRENGGALEK

Bahkan, menurut keterangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, persediaan solar di Kabupaten Pati tinggal 20 persen dari kuota yang tersedia.

Hal itu dikarenakan tingkat penggunaan solar yang amat sangat tinggi.

Kepala Disdagperin Kabupaten Pati, Bhakti Junior Isrony melalui Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disdagperin Kabupaten Pati, Indyah Tri Astuti, menuturkan penggunaan solar di Kabupaten Pati sudah mencapai 80 persen dari kuota.

Oleh sebab itu, penggunaan solar di Kabupaten Pati diupayakan mampu mencukupi hingga akhir tahun 2025 ini.

“Memang pasokannya menipis karena kuota saat ini (2025) hampir (dipakai) 80 persen, kita sudah koordinasi dengan Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV dan semua SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakat Umum) memang saat ini kuota solar di Pati sudah mencapai 80 persen, kini (kuota saat ini) kurang lebih 20 persen. Maka dari itu, BPH Migas untuk memenuhi kuota tahun ini, sebisa mungkin mengondisikan pasokan kita sampai akhir tahun untuk masyarakat di Pati,” ungkapnya kepada Mondes.co.id, Senin, 17 November 2025.

Dipaparkannya bahwa penggunaan solar dalam waktu dekat ini tinggi lantaran beberapa faktor, mulai dari pertanian dan transportasi.

Di sektor pertanian, petani sedang membutuhkan supply solar tinggi untuk kebutuhan olah lahan.

Sedangkan di sektor transportasi, banyak kendaraan dalam kota maupun luar kota yang mengisi bahan bakar solar di SPBU Kabupaten Pati.

BACA JUGA :  Sampah Menggunung di Bahu Jalan Pati-Grobogan Dibersihkan, Kendeng Tampak Lebih Indah

“Kalau ada SPBU yang kekurangan solar, maka peningkatan kebutuhan tinggi karena pertanian seperti musim olah lahan dan tanam. Mungkin juga penipisan pasokan solar tahun ini karena Pati jalur Pantura (Pantai Utara), kita tidak menutup kemungkinan kendaraan luar kota lewat Pantura Pati agak tinggi, kemungkinan itu yang bisa memicu,” ucapnya.

Sebagai informasi, kuota Bahan Bakar Minyak (BBM), termasuk solar sudah ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan satu tahun.

Kuota solar di Kabupaten Pati pada tahun 2025 sebesar 155 ribu kiloliter.

Kini, pihaknya mulai mengusulkan kuota untuk tahun 2026.

“Kuota sudah diatur Pertamina agar ketersediaan (stok) cukup hingga akhir tahun. Kalau kami kemarin (2025) sekitar 155 ribu kiloliter, kalau di 2026 kemungkinan naik, kurang lebih 5 persen, masih di bawah 10 persen kita usulkan, tapi ketentuan dari BPH Migas sendiri,” jelas Indyah.

Perlu diketahui, setiap menjelang tahun berakhir, pemerintah daerah (Pemda) berkoordinasi dengan Pertamina mengusulkan rencana kuota di tahun depannya.

Namun, tidak menutup kemungkinan Pemda juga mengusulkan rencana kuota jika ada regulasi maupun arahan dari pemerintah pusat.

“Pengajuan di akhir tahun sudah ada desk-nya, realisasi di tahun depan. Usulan sudah, kami ada desk sejak bulan kemarin sudah di-desk,” imbuhnya.

Indyah menegaskan penggunaan solar di Bumi Mina Tani sudah sesuai prosedur.

Jika kuota mulai menipis, maka itu disebabkan penggunaan yang tinggi di beberapa waktu terakhir ini.

Ia berharap masyarakat lebih bijak dalam mengatur penggunaan solar sesuai porsinya.

Apalagi di setiap kondisi ketika menjelang tahun berakhir, kuota solar mulai mengalami penipisan.

“Penggunaan solar sudah sesuai prosedurnya, maka dari itu pemakaian masyarakat Pati dalam hal penggunaan sesuai dengan porsinya. Dan kuota kita setiap akhir tahun menipis, kami harap masyarakat Pati gunakan solar sesuai kebutuhan,” pungkasnya.

BACA JUGA :  Bupati Sudewo Tegaskan Tak Ada Penundaan Seleksi Kepala Dinas

Disdagperin Kabupaten Pati mencatat ada total 45 unit SPBU di seluruh wilayah Pati.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini