PATI – Mondes.co.id | Setyo Edi selaku penjual air minum, merasakan kenaikan penjualan selama musim kemarau yang memanas ini.
Pria asal Desa Bakaran Kulon, Kecamatan Juwana itu, mengaku penjualan naik hingga 20 persen dari biasanya.
“Ada kenaikan 10 sampai 20 persen. Kita selalu ada pelanggan baru tiap bulan, tapi kenaikan signifikan terjadi mulai Juli hingga Agustus 2025,” ungkapnya, Selasa, 7 Oktober 2025.
Dari penjualan tersebut, Setyo meraup omzet hingga puluhan juta rupiah, bahkan kerap mendapat bonus keuntungan.
Pada musim kemarau, bahkan per pekan ia kedatangan pembeli 5 item galon.
“Omzet bisa sampai angka Rp20 juta, bersihnya 20 persennya itu, belum bonusnya,” ujarnya.
Menurutnya, di tengah ramainya orderan dari mana-mana, ia mewanti-wanti kondisi galon yang didistribusikan ke pembeli.
Panas yang menyengat, ia harus berhati-hati menjaga kondisi galon supaya tidak terpapar radiasi matahari secara langsung.
“Tantangan menjaga distribusi air kami, walau kemasan galon kami sudah Grade A+ pun, kami tetap menutup sebisa mungkin agar saat pengantaran jarak jauh (antar kecamatan) tidak langsung terkena terik panas. Hal ini juga kami terapkan untuk pengiriman mini galon,” urainya.
Senasib dengan Setyo, penjual air minum asal Desa Tambakromo, Dea Febi pun merasakan pembelian yang ramai di depo airnya.
Ia menjual air minum berupa galon, kemasan botol, maupun cup berbagai varian merk.
Ia menjual dengan grosir maupun eceran ke beberapa pembeli yang ada di sekitarnya maupun luar kota.
Per pekan yang biasanya terjual 20 galon, kini ia mampu menjual 25 galon karena permintaan banyak.
“Ada kenaikan, misalnya gini toko biasanya seminggu pembeli 20 galon, kalau cuaca panas bisa nambah jadi 25 galon. Dan mengalami kenaikan pesat itu biasanya di bulan-bulan yang banyak orang hajatan atau hari raya,” urainya.
Menurut Dea, pembeli mencari air karena kebutuhan, sehingga mereka membelinya bukan untuk hal yang cuma-cuma.
Untuk harga air galon merk Aqua senilai Rp19 ribu, sedangkan untuk harga air kemasan maupun galon lain, di bawah segitu.
“Pembeli beli sesuai dengan kebutuhan aja. Pembeli ada dari Kayen, Gabus, Tambakromo sendiri,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar