PATI – Mondes.co.id | Fenomena unik di Kabupaten Pati, mahar nikah sekarang sudah bukan lagi seperangkat alat sholat, tetapi seperangkat alat dapur, kendaraan, bahkan ada yang bonus sawah satu petak.
Fenomena ini sedang tren saat ini, sehingga berseliweran tagar #patikeraslur.
Kalau dulu cukup emas segram atau dua gram, kini di Kabupaten Pati calon pengantin (catin) malah berlomba memberi mahar yang bikin dompet menjerit, dari motor sport sampai mobil sport.
Situasi demikian disikapi oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak & Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Kabupaten Pati.
Kepala Dinsos P3AKB Kabupaten Pati, Aviani Tritanti Venusia mengomentari dengan santai kondisi tersebut.
Ia menilai karena semua itu hak masing-masing, baik mempelai maupun keluarga yang bersangkutan.
“Monggo (silahkan) saja selama ada (finansial yang cukup), kalau itu budaya di situ atau perkara gengsi atau fomo, itu monggo kerso. Semua keputusan itu hak mereka, yang penting tidak memberatkan salah satu pihak,” ujarnya kepada Mondes.co.id belum lama ini.
Ia mengimbau, keputusan menentukan nilai mahar disetujui kedua belah pihak, sehingga salah satunya tidak merasa keberatan.
Pihaknya tidak melarang tradisi seperti yang umumnya dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Pati.
“Kalau harapannya seperti itu, kalau tidak keberatan ya sudah karena itu acara mereka sendiri, kita nggak bisa melarang. Di ajaran agama pun wanita boleh menentukan maharnya, tinggal yang laki-laki sanggup, nggak?” ungkapnya.
Memilih nilai mahar sah-sah saja, apalagi tindakan tersebut dianjurkan di dalam agama.
Editor; Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar