PATI – Mondes.co.id | Sejumlah desa di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati sedang panen buah matoa.
Petani pun gembira karena banyak yang berminat pada buah ini.
Salah satu petani yang ikut memanen matoa, Heru Sudiharto menikmati panen matoa usai menunggu berbulan-bulan.
“Bulan Oktober ini Kecamatan Tayu, khususnya Desa Sendangrejo, banyak pohon matoa yang panen,” ungkap pria asal Desa Sedangrejo itu, Rabu, 22 Oktober 2025.
Rasa manis dan legit, membuat buah yang berasal dari Pulau Papua ini menjadi favorit sejumlah kalangan.
Itu mengapa, buah matoa pun dihargai cukup tinggi di Kecamatan Tayu.
Baru di tingkat petani, harga buah matoa ini tembus hingga Rp30 ribu per kilogram. Belum lagi di tingkat pedagang yang pastinya lebih tinggi.
“Harga per kilogram masih bervariasi, mulai Rp25.000 sampai Rp30.000,” kata Heru.
Ia mempunyai sejumlah pohon matoa.
Setiap pohonnya bisa menghasilkan hingga satu kuintal.
Panen raya ini pun membuat dirinya beruntung.
Ia bersyukur bisa menikmati buah matoa sambil menikmati hasil panennya.
“Saya punya dua jenis pohon, merah dan kuning. Untuk macam-macam rasanya ada kayak rasa durian atau rambutan. Manis segar,” jelasnya.
Hasil panen tahun 2025 ini tergolong lebih melimpah daripada tahun 2024.
Ia mengaku ada peningkatan hasil hingga 80 persen dari tahun lalu.
Sejauh ini pelanggannya tak hanya dari Kabupaten Pati saja, serin kali menjual buah matoa hingga ke kota-kota besar seperti Semarang hingga Yogyakarta.
“Permintaan dari Demak, Semarang, Solo, Yogyakarta, biasanya online. Ada juga yang kirim datang dan lihat-lihat juga langsung petik sekaligus wisata petik matoa,” terangnya
Heri mengaku, matoa memang bukan buah asli Kecamatan Tayu.
Namun, jenis tanah di Kecamatan Tayu cocok, hingga buah ini bisa bertumbuh dan berbuah lebat.
“Bisa dikembangkan di sini, mungkin cocok struktur tangannya. Mungkin daerah lain ada yang juga bagus,” tutupnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar