dirgahayu ri 80

NU Jepara Tolak Sekolah 5 Hari, Ini Alasannya 

waktu baca 2 menit
Rabu, 13 Agu 2025 15:35 0 42 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jepara resmi menolak wacana penerapan kebijakan sekolah lima hari.

Jika diterapkan kebijakan itu, diyakini akan menggerus eksistensi madrasah diniyyah (Madin) dan pondok pesantren (Ponpes) yang selama ini berkontribusi besar ikut mencerdaskan dan pembentukan karakter generasi masa depan.

Pernyataan sikap resmi ini disampaikan jajaran PCNU Jepara saat menggelar pertemuan dengan Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Jepara, belum lama ini.

Pengurus NU Jepara baik dari jajaran Syuriyah, Tanfizdiyah, Pergunu, LP. Ma’arif, RMI, serta Muslimat diterima  oleh Ketua Komis C Nur Hidayat.

Ada enam aspirasi yang disampaikan ke wakil rakyat.

Aspirasi itu tertuang dalam surat pernyataan Nomor: 41/PC.01/A.II.07.01/1416/08/2025 yang berisi pernyataan sikap penolakan penerapan kebijakan Lima Hari Sekolah di Kabupaten Jepara.

Wakil Syuriyah PCNU Jepara Prof Mustaqim mengatakan alasan NU menolak wacana sekolah lima hari berlandaskan aturan yang diamanatkan oleh undang-undang.

Menurutnya, penerapan kebijakan sekolah lima hari akan sangat berdampak pada eksistensi Madin atau TPQ di Jepara yang berjumlah 683.996 TPQ.

Selain itu, juga mengancam 40 ribuan santri Madin-TPQ dan 15 ribuan guru Madin -TPQ.

“Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Wisuda UMSU tanggal 8 Juli 2025 menyatakan penerapan kebijakan sekolah lima hari untuk jenjang SD-SMP diserahkan kepada Kabupaten/kota masing-masing. Makanya kami menyampaikan tuntutan menolak wacana kebijakan itu,” ujarnya.

Menurut Prof Mustaqim, madrasah diniyyah dan pondok pesantren tumbuh subur di Jepara.

Keberadaannya juga berkontribusi besar dalam pembangunan sumber daya manusia di Kota Ukir.

BACA JUGA :  Berminat Menjadi Anggota KPPS, Ini Batasan Usia Maksimalnya

Oleh karena itu, tidak tepat jika kebijakan sekolah lima hari diterapkan di Kabupaten Jepara.

Ketua Komisi C DPRD Jepara, Nur Hidayat, sepakat dengan aspirasi yang disampaikan pengurus NU.

“Sistem fullday school tidak tepat diterapkan di Jepara yang kulturnya religius. Kebijakan sekolah lima hari tidak tepat diterapkan di Jepara,” tandasnya.

Editor: Mila Candra 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini