PATI – Mondes.co.id | Calon Bupati Pati nomor urut 02, Wahyu Indriyanto mempunyai cara tersendiri untuk menyerap aspirasi dan keluhan masyarakat di tingkat yang paling bawah.
Cara yang paling sederhana adalah dengan duduk bareng warga di warung kopi (Warkop) di Desa Pekuwon, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.
Wahyu sapaan akrab Wahyu Indriyanto, nampak gayeng mengobrol dengan warga, sesekali ia menyeduh kenikmatan kopi khas kampung.
Di setiap teguk kopi, ia tak henti mendengarkan kalimat yang menjadi keluhan masyarakat di daerah.
Ini bukanlah hal yang mudah, mengingat padatnya tahapan Pilkada Pati 2024, Wahyu masih menyempatkan diri untuk berbaur dengan lintas generasi dan dengan seksama mengantongi isu-isu di akar rumput.
Nantinya, dari hasil diskusi dengan masyarakat ini, bakal sangat mempengaruhi kebijakannya bila terpilih menjadi Bupati Pati.
Angkringan kopi memang salah satu tempat yang tidak asing bagi masyarakat, khususnya di Kabupaten Pati.
Terutama generasi muda yang memiliki hobi “ngopi” sebagai sarana untuk saling bertukar pikiran atau sekadar obrolan santai.
Juga di warung kopi lah, dapat terjalin komunikasi dengan beragam kalangan.
Di situ, ada yang jadi pendengar, menyampaikan unek-unek, hingga harapan untuk Kabupaten Pati ke depan.
Raminto, warga setempat, berharap ke depan terdapat sosok pemimpin yang mampu mengerti keluh kesah masyarakat. Serta mampu mendorong ekonomi di setiap kecamatan bisa lebih berkembang.
“Ya harapannya, terpilih pemimpin yang benar-benar ‘Cetho’ paham kondisi masyarakat,” ungkapnya di tengah obrolan.
Menanggapi hal tersebut, Tanto yang juga sebagai Sahabat Wahyu ini menilai bahwa warung sederhana saat ini memang mengalami penurunan ekonomi.
Oleh karena itu, pihaknya bersama Wahyu Indriyanto, bakal mengedepankan warung-warung kecil atau UMKM
“Tentunya, ke depan warung-warung kecil maupun UMKM kita perhatikan, pendekatan ke masyarakat agar tahu keluh kesah,” ucapnya.
Menurut Tanto, di warung kopi pinggiran memang biasanya mampu mendengar banyak cerita keluh kesah masyarakat kalangan bawah.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar