Modernisasi Pertanian, Petani Rembang Hemat Biaya hingga 60 Persen

waktu baca 3 menit
Selasa, 16 Des 2025 11:51 0 53 Supriyanto

​REMBANG – Mondes.co.id | Sebuah revolusi senyap sedang terjadi di lahan sawah Kabupaten Rembang.

Di Desa Maguan, Kecamatan Kaliori, petani lokal kini secara masif meninggalkan tradisi tanam padi manual yang melelahkan dan mahal.

Mereka beralih ke masa depan pertanian dengan mengadopsi teknologi canggih, yakni mesin penanam padi otomatis atau rice transplanter.

​Keputusan ini bukan tanpa alasan.

Penggunaan alat modern ini, terutama ketika dipadukan dengan teknik budi daya unggulan seperti Jajar Legowo (Jarwo).

Metode ini menjanjikan keuntungan ganda, efisiensi biaya yang signifikan dan lonjakan produktivitas panen.

​Mesin rice transplanter bekerja dengan presisi tinggi, memindahkan bibit padi muda yang telah disemaikan menggunakan sistem dapog atau baki, langsung ke lahan sawah.

Keunggulan utamanya terletak pada keseragaman yang mutlak.

​Alat ini mampu menjamin jarak, kedalaman, dan jumlah bibit padi di setiap lubang tanam seragam sempurna.

Keseragaman ini adalah fondasi penting untuk memastikan setiap tanaman mendapatkan nutrisi dan paparan sinar matahari yang optimal.

Dengan begitu, akan menghasilkan panen maksimal.

​Secara operasional, efisiensi transplanter jauh melampaui metode manual.

Petani tak lagi perlu mengerahkan banyak buruh tanam yang secara langsung memangkas biaya operasional.

​Salah satu pionir teknologi ini di Desa Maguan, Abdul Jalil, membagikan pengalamannya yang mengejutkan mengenai penghematan biaya.

​Menurut Abdul Jalil, metode persemaian menggunakan dapog/baki yang kemudian ditanam dengan transplanter, jauh lebih superior dibandingkan metode konvensional yang disebutnya sebagai sistem tanam “daud” (pemindahan bibit tua).

​”Dengan sistem tanam dapog atau baki dan sistem tanam menggunakan alat transplanter, lebih irit 60 persen Mas, daripada sistem tanam daud di sawah,” ungkap Abdul Jalil.

BACA JUGA :  Jelang Operasi Patuh Candi 2025, Satlantas Polresta Pati Sampaikan Ini

​Angka penghematan 60 persen ini adalah daya tarik yang luar biasa bagi petani di tengah tantangan peningkatan biaya produksi pertanian.

Selain penghematan, sistem dapog/baki juga memberikan fleksibilitas tambahan.

​“Sistem dapog atau baki kelebihannya bisa ditanam di pekarangan rumah,” tambahnya.

Ini berarti mengurangi kebutuhan lahan khusus persemaian di sawah dan mempermudah pengawasan bibit.

​Keberhasilan adopsi transplanter semakin optimal ketika diintegrasikan dengan metode tanam Jarwo.

​Sistem Jarwo yang menciptakan barisan tanaman dengan lorong yang lebih lebar, terbukti meningkatkan sirkulasi udara dan paparan sinar matahari.

Ketika metode ini diterapkan menggunakan transplanter (dikenal sebagai Jarwo Transplanter), hasilnya adalah struktur tanam yang sangat presisi dan teratur, berkontribusi langsung pada peningkatan hasil panen per hektar.

​Tren modernisasi di Desa Maguan ini diharapkan dapat menjadi katalis bagi wilayah lain di Rembang.

Adopsi rice transplanter membuktikan kesiapan petani lokal untuk beradaptasi dengan teknologi, demi mencapai swasembada pangan yang lebih kuat.

Serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui efisiensi dan peningkatan produktivitas hasil panen.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini