Mitos Pesugihan Sego Dayoh, Kontroversi Hangat di Masyarakat

waktu baca 3 menit
Kamis, 20 Feb 2025 16:18 0 310 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Masyarakat Jawa dengan kekayaan budaya dan tradisi yang mendalam, tidak terlepas dari berbagai kepercayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Salah satu mitos yang masih hidup dan menjadi perbincangan hangat adalah pesugihan Sego Dayoh.

Sego Dayoh, secara harfiah berarti ‘nasi tamu’, bukanlah sekedar hidangan biasa.

Dalam konteks mitos pesugihan, Sego Dayoh diyakini sebagai hidangan yang memiliki kekuatan magis untuk mendatangkan kekayaan bagi siapa saja yang berani ‘mengambilnya’ melalui ritual tertentu.

Mitos ini bermula dari kisah seorang kaya raya yang konon mendapatkan kekayaannya melalui perjanjian dengan makhluk halus.

Kekayaan tersebut didapatkan dengan cara ‘menjamu’ makhluk halus tersebut dengan Sego Dayoh setiap malam Jumat.

Ritual pesugihan Sego Dayoh tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Konon, hanya orang-orang yang memiliki ‘ilmu’ atau ‘hubungan’ khusus dengan makhluk halus yang mampu melakukannya.

Ritual ini biasanya dilakukan di tempat-tempat keramat, seperti kuburan atau persimpangan jalan pada malam Jumat.

Kontroversi muncul karena mitos ini seringkali dikaitkan dengan tumbal, baik berupa harta benda maupun nyawa manusia.

Tak jarang, mereka yang nekat melakukan pesugihan Sego Dayoh harus menerima akibat yang tragis.

Mitos pesugihan Sego Dayoh menuai berbagai tanggapan dari masyarakat. Ada yang percaya dan meyakini kebenarannya, ada pula yang menganggapnya sekadar mitos yang tidak berdasar.

Para tokoh agama pun turut angkat bicara. Mereka umumnya mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai mitos pesugihan dan menjauhi praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran agama.

BACA JUGA :  KND Berharap Hak Penyandang Disabilitas Terpenuhi

“Kalau mau kaya ya usaha dan berdoa, jangan sampai karena kekurangan harta sampai menggadaikan iman kita bersekutu dengan setan,” ujar Mbah Ngadiman salah satu penggiat budaya.

Lebih lanjut Mbah Ngadiman berpesan, untuk tidak terlalu terlena pada hal-hal seperti ini.

“Jika ekonomimu pas-pasan, uang digunakan untuk perlengkapan sesaji di perempatan jalan, di pohon-pohon besar, serta tempat-tempat yang dianggap bisa memberi kekayaan, mending buat beli beras buat makan keluarga,” tegasnya.

Meskipun terkesan kuno dan mistis, mitos pesugihan Sego Dayoh masih relevan dalam kehidupan modern.

Ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berbau mistis masih kuat.

Di era globalisasi ini, di mana informasi dan teknologi berkembang pesat, mitos pesugihan Sego Dayoh menjadi pengingat akan pentingnya menanamkan keimanan dalam hati.

Mitos pesugihan Sego Dayoh adalah bagian dari kekayaan budaya dan kepercayaan masyarakat Jawa.

Meskipun kontroversial, mitos ini tetap hidup dan menjadi perbincangan hangat.

Penting bagi kita untuk menyikapi mitos ini dengan bijak, tidak serta merta mempercayainya tanpa dasar yang kuat.

Sebagai generasi penerus, memiliki tanggung jawab untuk melestarikan kearifan lokal dan nilai-nilai luhur budaya.

Namun,  juga harus kritis dan rasional dalam menyikapi berbagai informasi yang berkembang di masyarakat.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini