Meniti Karier Akademik, Perempuan Asal Sukolilo Ini Jadi Sekretaris Wakil Rektor

waktu baca 6 menit
Selasa, 3 Jun 2025 11:24 0 522 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Mengabdi pada almamater merupakan impian sebagian besar orang, termasuk yang dijalani oleh gadis asal Kabupaten Pati bernama Nova Ayu Riskiyani (25).

Dirinya menjadi bagian dari birokrasi kampus tercintanya, usai dinyatakan lulus dari Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Wanita kelahiran Pati, 28 Agustus 1999 tersebut kini mengemban amanah menjadi pelayan publik, khususnya mahasiswa di usia yang masih muda pada jabatan penting, yakni Sekretaris Wakil Rektor (WR) II.

Dirinya bertugas menangani administrasi dan menyusun agenda harian maupun mingguan WR II UNNES, termasuk mengoordinasi jadwal pertemuan internal serta eksternal, sehingga ia selalu memastikan semua kegiatan berjalan sesuai rencana.

Wanita asal Dukuh Galiran, Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati itu sangat mencintai pekerjaannya, walau harus pandai mengatur diri untuk bekerja dan kuliah.

Selain bekerja di layanan UNNES, ia sembari menempuh studi magister di kampus tersebut.

“Sebagai Sekretaris Wakil Rektor II tugas utama saya adalah menangani administrasi surat-menyurat, mulai dari menerima, mencatat, hingga mengarsipkan surat masuk dan keluar. Saya juga bertanggung jawab menyusun dan mengatur agenda harian maupun mingguan Wakil Rektor II, termasuk mengoordinasikan jadwal pertemuan, baik internal maupun eksternal, serta memastikan semua kegiatan berjalan sesuai rencana,” kata lulusan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES kepada Mondes.co.id, Selasa, 3 Juni 2025.

Selain itu, ia juga tergabung menjadi protokol UNNES yang bertugas mengatur dan memastikan keberlangsungan acara resmi UNNES yang melibatkan pimpinan.

Tak jarang, ia sibuk menyiapkan berbagai acara wisuda, pelantikan pejabat, seminar nasional, kunjungan mitra dari dalam maupun luar negeri, dan kunjungan kementerian.

Dengan kepribadiannya yang aktif dan punya semangat belajar tinggi, alumni Madrasah Aliyah Negerai (MAN) 2 Kudus itu mendapat pengetahuan baru tentang sebuah alur pekerjaan di dalam institusi, utamanya institusi pendidikan.

BACA JUGA :  Harga Garam di Pesisir Pati Capai Rp1500 Per Kilogram 

Posisi sekretaris dan protokol mengharuskannya mempelajari hal-hal baru.

“Saya juga tergabung dalam protokol UNNES yang bertugas untuk menyiapkan, mengatur, dan memastikan kelancaran keberlangsungan acara resmi institusi (seperti wisuda, pelantikan pejabat, seminar nasional, kunjungan kementerian atau mitra luar negeri, dan pertemuan penting universitas), terutama yang melibatkan pimpinan universitas. Menjadi seorang sekretaris dan protokol memungkinkan saya untuk berkomunikasi dengan orang-orang baru dan mempelajari hal-hal baru juga,” ungkap perempuan dengan pembawaan aktif dan komunikatif tersebut.

“Tidak ada motivasi khusus, hanya saja saya pernah bermimpi suatu saat saya bisa mengabdi di almamater saya, entah itu SD (Sekolah Dasar), SMP(Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas), atau saat menempuh sarjana. Alhamdulillah Allah mengijabah doa saya,” imbuh gadis berparas cantik tersebut.

Menurutnya, bekerja menjadi tenaga kependidikan di institusi pendidikan tinggi menantang dan asyik, ia berkesempatan interaksi dengan berbagai kalangan.

Apalagi pekerjaan yang dijalaninya sempat tak pernah dibayangkan, karena sewaktu mahasiswa menganggap sosok pimpinan kampus sangat perfeksionis.

Namun, setelah menjadi bagian dari kampus, dirinya bisa berkomunikasi dengan mereka.

Di sisi lain, rutinitas tersebut menghadapkannya pada tantangan pekerjaan administrasi yang menumpuk.

Bahkan, ia sempat kesulitan ketika ada agenda urgen yang mendadak untuk ditandatangani, padahal pimpinan sedang bertugas di luar daerah.

“Sejujurnya saya merasa lebih banyak enaknya daripada tidak enaknya bekerja di kampus, enaknya bisa terus belajar dan berinteraksi dengan banyak kalangan yang dulu saat mahasiswa kita merasa pimpinan universitas adalah sosok menyeramkan dan sulit untuk berkomunikasi dengan mereka. Tidak enaknya, terkadang ada beberapa pekerjaan administratif yang mendadak dan urgen untuk ditandatangani oleh pimpinan namun sedikit terkendala karena pimpinan sedang melaksanakan dinas luar, sehingga proses surat agak terlambat,” ujar perempuan yang kini tinggal di Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Pekerjaan ini tak terbayangkan olehnya, apalagi setelah lulus S1 dari UNNES tahun 2022, ia langsung bekerja di kampus tersebut.

BACA JUGA :  Kondisi Jalan Winong Dikeluhkan Warga, Sering Ditambal Tapi Rusak Terus

Semua itu tak lepas dari keaktifannya selama menjadi mahasiswa.

Semua berawal dari ajang pemilihan duta kampus 2018, ia mulai ditunjuk membantu kegiatan universitas, mulai dari promosi perguruan tinggi, penerimaan mahasiswa baru, dan perekrutan student staff di Kehumasan UNNES.

Walaupun ia tidak menjuarai pemilihan duta, tetapi peranannya begitu vital membantu layanan kampus yang membesarkannya.

“Semua berawal saat saya mengikuti ajang duta kampus tahun 2018, meskpun tidak datang sebagai juara, saya cukup aktif dalam membantu kegiatan di kampus kala itu. Dari sanalah saya mulai lebih aktif membantu kegiatan di kampus utamanya dalam hal promosi perguruan tinggi, sering lewat Live IG (Instagram) UNNES pada momen penerimaan mahasiswa baru untuk turut mempromosikan UNNES kepada para calon mahasiswa. Kemudian pada tahun 2022 saya lulus S1, kemudian bergabung sebagai pegawai UNNES,” tuturnya.

Ia merupakan sosok pekerja keras. Bahkan di sela-sela pekerjaan sibuknya birokrat, Nova juga aktif sebagai Master of Ceremony dengan keahlian public speakingnya.

Kemudian, ia juga seorang model Make Up Artist (MUA). Public speaking yang kuat, ekspresi wajah yang komunikatif, dan mudah mencairkan suasana, jadi modal yang ia asah sejak aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

“Saat ini saya hanya ambil job untuk MC internal kampus karena keterbatasan waktu. Saya merasa sangat nyaman saat menjadi MC, karena bisa berinteraksi dengan banyak orang baru dan suasana yang baru. Sampai saat ini pun saya masih belajar untuk menjadi seorang MC yang profesional karena saya bekerja di institusi pendidikan, maka tentu saja saya lebih banyak bergelut dengan acara yang bersifat akademis seperti seminar, FGD (Focus Group Discussion), wisuda dan lain-lain. Untuk ketertarikan menjadi MC sudah ada sejak kecil namun baru saya tekuni saat kuliah,” terangnya.

Di samping itu, skill di dunia fashion menghantarkannya aktif jadi duta kampus dan model MUA, terlebih daya tarik ini sudah muncul sejak belia sehingga berani tampil di depan umum. Ia merasakan manfaat banyak dengan terjun di dunia fashion sampai bisa mengembangkan relasi dan menyeimbangkan pekerjaan formal dan non formal.

BACA JUGA :  Libur Lebaran, Kunjungan Waduk Seloromo dan Taman Selo Gembong Meningkat

“Dunia ini sebagai media untuk mengekspresikan diri. Dampak jadi model sangat positif, menjadi lebih percaya diri, memiliki banyak relasi, serta mampu menyeimbangkan antara passion dan pekerjaan formal. Karena pekerjaan yang saya lakukan sesuai dengan minat, semuanya terasa lebih ringan dan tidak membebani, bahkan cenderung menjadi sumber hiburan,” ucap gadis dengan akun Instagram @nowvaayu.

Dalam menjalankan tanggung jawab di job utama dan sampingan, ia memanajemen diri secara bijak.

Pada weekday bekerja sebagai tenaga kependidikan. Sedangkan, pada akhir pekan ia memanfaatkan untuk menjalankan pekerjaan lainnya.

Sebagai informasi, Nova memiliki kesungguhan yang luar biasa, bahkan ia bercita-cita menjadi dosen.

Walaupun berasal dari keluarga petani dan orang tua hanya lulusan SD, ia punya harapan besar untuk maju.

“Saya berasal dari keluarga sederhana, dengan latar belakang sebagai petani. Kedua orang tua saya hanya menempuh pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar, dari mereka saya belajar arti kerja keras, ketekunan, dan pengorbanan. Mereka selalu memberi dukungan penuh, baik secara moral maupun emosional agar saya bisa meraih pendidikan setinggi mungkin, mereka adalah orang pertama yang menyemangati dan mengingatkan saya akan cita-cita yang harus saya wujudkan,” tegas perempuan beralamatkan RT 07/RW 03 Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo itu.

Ia mengatakan bahwa kedua orang tuanya memiliki pandangan yang bijak tentang pentingnya pendidikan, dari mereka ia belajar kerja keras, ketekunan, dan pengorbanan.

Dukungan dan doa dari kedua orang tua menjadikan dorongan besar baginya untuk melangkah meraih cita-cita.

“Pekerjaan ini merupakan impian saya meski belum terealisasi 100 persen, karena mengabdi menjadi bagian dari almamater saya adalah salah satu impian saya. Saya memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dosen, semoga kelak saya bisa mewujudkan mimpi saya,” pungkasnya.

Editor; Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini