Mayat di Dasar Jurang Beketel, Keluarga Korban: Harus Dihukum Seberat-beratnya

waktu baca 2 menit
Selasa, 29 Jul 2025 17:21 0 107 Harold

PATI – Mondes.co.id | Pihak keluarga KR (34) warga Desa Beketel, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya.

Sebelumnya, aparat kepolisian mengamankan sebanyak dua orang, lantaran diduga sebagai pelaku pembunuhan di Desa Purwokerta, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.

Diketahui, sesosok mayat laki-laki tanpa identitas ditemukan dalam kondisi tak wajar di dasar jurang sedalam 20 meter di jalan penghubung Beketel–Purwokerto, Kabupaten Pati.

Berdasarkan keterangan polisi, kuat dugaan jasad tersebut korban pembunuhan.

Korban ditemukan tanpa busana dengan tali tambang mengikat leher dan kaki, Sabtu (26/7/2025).

Orang tua korban KR, Sutikno, mengaku tidak terima anaknya dibunuh secara sadis dan diperlakukan sebagaimana saat diketemukan di dasar jurang dengan kondisi mengenaskan.

Untuk itu, Sutikno meminta aparat kepolisian menjerat pelaku dugaan kasus pembunuhan dihukum seberat-beratnya.

“Harapan kalau orang seperti hewan ya yang pelaku harus dihukum seberat-beratnya nyawa ya harus balikkan nyawa,” ujarnya saat ditemui di rumah duka Desa Beketel, Selasa (29/7/2025).

Sebelum ditemukan tak bernyawa, korban sempat berpamitan kepada Sutikno untuk bertemu dengan bos tempat korban bekerja, Sabtu (19/7/2025).

Namun hingga berhari-hari, korban tidak kunjung pulang.

Sutikno dan orang rumah berkali-kali menghubungi telepon korban, tetapi nomor tersebut tidak aktif.

Tidak hanya itu, pihak keluarga korban bahkan terus mencari keberadaan KR ke tempat nongkrong hingga circle pertemanan korban, tetapi tidak membuahkan hasil.

Dari situ, Sutikno mulai was-was dan merasa curiga dengan keadaan, lantaran sang anak tak kunjung pulang.

BACA JUGA :  Disdikbud Pati Tegaskan Sekolah Tidak Mewajibkan Siswa Beli Buku Pelajaran

“Saya sudah cari sama teman, sudah saya tanyai tapi hubungi teleponnya tidak bisa. Terus saya pas ada keramaian dangdut saya cari semua, tapi tidak ada. Itu baru curiga,” terangnya.

Menurutnya, sang anak memang sering pulang dalam waktu yang cukup lama.

Biasanya anaknya bekerja sebagai operator sound sistem, sehingga jika pergi biasanya selama 2 hingga 3 hari, baru pulang ke rumah.

“Sebelum pergi itu pamitan ke bosnya jagung kasih timun. Sering lama tidak pulang. Setelah pergi itu HP-nya tidak bisa dihubungi sampai tujuh hari,” jelasnya.

Sutikno mengaku syok, ternyata mayat pria dalam jurang adalah anak kandungnya yang selama ini dia cari.

“Syok kaget pusing saya,” tuturnya berkaca-kaca.

Adik kandung korban, Meyla, mengatakan jika KR kakaknya merupakan sosok pekerja keras dan tak pernah mengeluh.

Semasa hidup, korban KR biasa bekerja serabutan.

Mulai dari menjadi buruh kasar hingga menjadi operator sound sistem. Apapun dilakukan korban, selama pekerjaan halal.

“Dia itu pekerja keras kalau kerja apa yang ada ya dikerjakan semua. Ya (bekerja) material, ya jagung, ya salon (operator sound sistem) semua ikut bekerja,” tuturnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini