Masihkah Warga Percaya Jasa Pawang Hujan di Tengah Modernisasi?

waktu baca 3 menit
Selasa, 5 Nov 2024 14:51 0 401 Supriyanto

REMBANG – Mondes | Peristiwa unik terjadi di Desa Logede pada hari Selasa (5/11/2024). Terlihat seorang warga tengah melakukan gerakan-gerakan yang tidak biasa di pinggir jalan desa.

Menurut keterangan Ahmad, salah seorang warga Logede, sosok yang melakukan ritual tersebut adalah Mbah Marmo, seorang pawang hujan yang berasal dari Dukuh Jambu, Desa Krikilan, Kecamatan Sumber, Rembang.

Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Mbah Marmo ini menimbulkan rasa penasaran di kalangan warga. Beberapa warga menduga bahwa Mbah Marmo sedang melakukan ritual untuk mengendalikan cuaca, mengingat belakangan ini, cuaca di daerah tersebut cukup tidak menentu.

“Saya lihat Mbah Marmo tadi sedang berdiri di pinggir jalan sambil menggerakkan tangannya seperti menolak sesuatu. Katanya sih beliau sedang melakukan ritual tolak hujan,” ujar Ahmad saat ditemui di rumahnya.

Mbah Marmo memang dikenal sebagai sosok yang memiliki kemampuan khusus dalam mengendalikan cuaca.

Namanya sudah cukup terkenal di beberapa desa sekitar. Banyak warga yang pernah meminta bantuannya untuk mengendalikan hujan saat ada acara penting seperti pernikahan atau panen.

“Mbah Marmo ini orangnya baik dan sangat terkenal dengan kemampuannya. Dulu, pernah ada acara di desa kami yang terancam batal karena hujan deras. Setelah Mbah Marmo datang dan melakukan ritual, hujannya langsung reda,” tambah Ahmad.

Kepercayaan terhadap pawang hujan masih cukup kuat di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di wilayah Logede.

Meskipun banyak yang meragukan keberadaan kekuatan supranatural, namun tetap saja banyak orang yang mencari bantuan pawang hujan saat menghadapi masalah yang berkaitan dengan cuaca.

BACA JUGA :  Tak Ada Kabar 2 Hari, Lelaki di Kudus Ditemukan Tergantung

Fenomena pawang hujan ini memunculkan perdebatan panjang antara yang percaya dan yang tidak percaya.

Beberapa pihak berpendapat bahwa ritual tolak hujan hanyalah mitos belaka, sedangkan pihak lain meyakini bahwa ada kekuatan gaib yang dapat mempengaruhi cuaca.

Peristiwa yang terjadi di Desa Logede ini pun menuai berbagai tanggapan dari masyarakat. Ada yang merasa penasaran, ada yang menganggapnya sebagai hal yang biasa, dan ada juga yang merasa khawatir.

“Saya sih percaya kalau Mbah Marmo punya kemampuan. Dulu waktu saya kecil, sering melihat dimintai bantuan orang, khususnya dalam hal hajatan agar tidak hujan,” ujar Romadhon, seorang warga Desa Jambu.

“Saya sih lebih percaya pada ilmu pengetahuan. Hujan itu kan fenomena alam yang terjadi karena proses siklus air. Tidak mungkin bisa dihentikan hanya dengan ritual,” kata pemuda yang tinggal di desa asal Mbah Marmo.

Meskipun demikian, keberadaan pawang hujan seperti Mbah Marmo menjadi bukti bahwa kearifan lokal masih hidup di tengah masyarakat.

Ritual-ritual yang dilakukan oleh pawang hujan merupakan bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan.

Namun demikian, penting juga untuk membedakan antara kepercayaan dan fakta. Masyarakat perlu memiliki sikap yang kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini