Mantap, Hasil Produksi Tangkap Ikan di Pati Tercatat Senilai Rp444 Miliar

waktu baca 2 menit
Rabu, 17 Jul 2024 12:40 0 299 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Kekayaan alam di Kabupaten Pati memang luar biasa. Selain hasil pertaniannya yang kaya, Kabupaten Pati juga terkenal dengan hasil tangkapan laut, terutama produksi tangkap ikan oleh nelayan.

Ribuan ton ikan dan hasil laut lainnya yang dihasilkan oleh para nelayan di Kabupaten Pati, hingga Juni 2024 saja, mampu menghasilkan 47.938.496 kilogram atau 47.938 ton ikan.

Dari mulai awal 2024 sampai pertengahan tahun ini, hasil produksi ikan di Kabupaten Pati melimpah.

Atas tingginya hasil laut, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati mencatat jumlah hasil produksi perikanan tangkap di Kabupaten Pati mencapai Rp444.612.234.000.

“Jumlah produksi tangkap tahun 2024 mencapai Rp444.612.234.000 atau Rp444,6 miliar. Angka ini dihitung sejak Januari sampai Juni kemarin. Data ini kumulatif kami ambil dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan),” kata Taryadi selaku Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap DKP Kabupaten Pati kepada Mondes.co.id, Rabu (17/7/2024).

Ia memaparkan hasil produksi hingga setengah tahun ini, bahwa pada Januari mampu mendulang Rp66.109.685.000 atau Rp66,1 miliar.

Lalu naik pada Februari dengan capaian Rp97.193.597.000 atau Rp97,1 miliar.

Lonjakan hasil produksi tangkapan ikan terjadi pada Maret 2024, yakni menghasilkan Rp168.849.495.000 atau Rp168 miliar.

Kemudian terjadi penurunan signifikan pada April menjadi Rp35.298.088.000 atau Rp35,2 miliar dan penurunan lagi di Mei menjadi hanya Rp21.436.444.000 atau Rp21,4 miliar.

Pada Juni kemarin, hasil produksi tangkapan ikan merangkak naik lagi menjadi Rp55.724.925.000 atau Rp55,7 miliar. Angka ini merupakan total harga dari hasil tangkapan laut yang diperoleh nelayan, sehingga terjadi kenaikan dan penurunan.

BACA JUGA :  Bumi Perkemahan Karangsari Park, Dulu Primadona Kini Terbengkalai

“Mulai dari Januari sampai Juni terjadilah naik dan turun hasil produksi tangkapan ikan. Hasil ini murni dari hasil penangkapan nelayan sendiri di laut,” ucapnya.

Menurutnya, terjadinya kenaikan dan penurunan akibat dari situasi yang terjadi di lautan, fenomena itu berdampak pada habitat ikan. Selain itu, arah angin juga memperngaruhi banyak dan sedikitnya ikan.

“Hasil tangkapan nelayan menyesuaikan situasi iklim yang berubah-ubah, makanya kondisi ikan kadang naik ke permukaan, kadang turun ke perairan dalam. Sehingga tidak bisa jadi patokan,” ujar Taryadi menjelaskan.

Taryadi menuturkan bahwa fluktuasi harga ikan tidak bisa dihindari. Jika permintaan pasar tinggi dan stok melimpah, maka harga turun. Sedangkan, bila permintaan pasar rendah dan stok sedikit, maka harga meningkat.

“Fluktuasi itu sudah pasti, setiap harga ikan pasti akan mengalami fluktuatif. Jika permintaan pasar tinggi dan stok melimpah harga turun dan jika permintaan pasar menurun dan stok sedikit harga meningkat,” bebernya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini