Luput dari Promosi Pemprov, Kudus Tetap Komitmen Ciptakan Iklim Investasi Ramah

waktu baca 4 menit
Rabu, 30 Jul 2025 12:16 0 104 Redaksi

KUDUS – Mondes.co.id | Potensi industri perikanan terpadu di Kabupaten Pati dan pengolahan garam industri di Kabupaten Jepara, menjadi bagian belasan proyek strategis yang siap diinvestasikan kepada kalangan investor oleh Gubernur Jawa Tengah.

Tak kalah menariknya, potensi wisata di Pulau Panjang Kabupaten Jepara juga ditawarkan ke investor oleh Gubernur Jateng.

Belasan potensi investasi yang dimiliki Jawa Tengah, dipetakan dalam dokumen Investment Project Ready to Offer (IPRO).

Namun sayangnya, potensi Kabupaten Kudus tidak terakomodir dalam proyek investasi tersebut.

Padahal dua kabupaten tetangganya yakni Kabupaten Pati dan Kabupaten Jepara masuk dalam radar investasi Pemprov Jateng.

Hal itu terungkap saat Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi memaparkan beragam keuntungan menanamkan modal usaha di wilayah yang dipimpinnya.

Bahkan secara terang-terangan, orang nomor satu di Jawa Tengah ini menjadi sales marketing investasi di Central Java Investment Bisiness Forum (CJIBF) 2025 di Hotel Bidakara Jakarta Selatan, kemarin.

Di hadapan perwakilan kedutaan dari 10 negara dan calon investor, Lutfhi menegaskan rugi jika para pemilik modal tak berinvestasi di Jawa Tengah.

Tak hanya garansi kemudahan soal perizinan, namun jaminan keamanan dan keuntungan finansial juga di depan mata.

Alasannya, Jawa Tengah memiliki sumber daya manusia (SDM) yang melimpah serta kompetitif, maupun sumber daya alam yang bisa digarap.

Investasi prioritas yang ditawarkan kali ini di bidang energi terbarukan dan pangan berkelanjutan.

“Tenaga kerja yang sudah terampil dan sesuai dengan kebutuhan usaha. Mereka dilatih BLK (Balai Latihan Kerja). Sumber daya alam juga banyak dan bisa dikembangkan,” ujar Ahmad Luthfi saat membuka CJIBF.

BACA JUGA :  Bisnis Jasa Make Up Artis Prospektif di Jepara

Menurut Lutfi, Jawa Tengah menawarkan 15 proyek siap diinvestasikan melalui dokumen Investment Project Ready to Offer (IPRO).

Sebagian besar di antaranya berasal dari sektor pangan dan energi hijau, atau energi baru terbarukan (EBT).

Ahmad Luthfi mengaku telah berdiskusi dengan pihak Uni Eropa agar mau menyuntikkan investasinya di 15 proyek strategis tersebut.

“Saya sudah ketemu Uni Eropa pada saat di Solo. Saya tawarkan bahwa di Jawa Tengah itu mempunyai ekonomi terbarukan terkait dengan banyak kegiatan yang harus kita tawarkan,” terang Lutfi.

Di sektor investasi industry pangan, Jawa Tengah memiliki 7 proyek yang siap ditawarkan.

Mulai dari kawasan khusus perikanan terpadu di Kabupaten Cilacap dan industri udang vaname terpadu di Kabupaten Cilacap.

Kemudian industri perikanan terpadu di Kabupaten Pati, pengolahan garam industri di Kabupaten Jepara, industri mokaf di Kabupaten Banjarnegara, industri kelapa terpadu di Kabupaten Cilacap, dan Pusat Regional Komoditas Pertanian (PRKP) dan Sub Terminal Agribisnis di Kabupaten Grobogan.

Sedangkan di sektor EBT, Jawa Tengah memiliki 5 proyek siap diinvestasikan.

Antara lain, pembangunan PLTM Banjaran dan Logawa di Kabupaten Banyumas dan pengembangan pembangkit listrik tenaga geothermal di Candi Umbul Telomoyo.

Dilanjutkan investasi pengembangan listrik geothermal dan ekstraksi mineral di Geo Dipa Energy, proyek geothermal lainnya di Geo Dipa Energy, hingga pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) di Kabupaten Grobogan.

Adapun tiga proyek lain yang turut ditawarkan, yakni Transformasi TKL Ecopark di Kota Magelang, pengembangan wisata Pulau Panjang di Kabupaten Jepara, dan rumah sakit berbasis green hospital di Kabupaten Semarang.

Ahmad Luthfi menyakini bahwa investasi di belasan proyek tersebut, akan menggerakkan sektor ekonomi terbarukan di Jawa Tengah.

BACA JUGA :  Sosok Jokowi dan Kaesang Jadi Aset Penting bagi PSI

“Hari ini napasnya adalah Jawa Tengah merupakan center untuk pembangunan nasional yang dilirik oleh semua negara bahkan semua investasi,” cetus Lutfhi.

Untuk itu, Lutfhi meminta jajarannya di setiap daerah berkolaborasi mensinergikan programnya dengan pemerintah pusat.

Hal ini berlandaskan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

“Perwakilan pusat yang ada di daerah adalah gubernur. Maka tugasnya di situ adalah seluruh kebijakan gubernur tidak boleh bertentangan dengan pemerintah pusat,” tegas Ahmad Luthfi.

Sementara itu, Wakil Bupati Kudus Bellinda Birton juga hadir dalam forum yang mengusung tema “Inclusive and Sustainable Investment in Supporting Food and Renewable Energy” tersebut.

Wabup Bellinda menekankan perlunya promosi potensi unggulan daerah, mulai dari UMKM, kuliner, hingga sektor pariwisata.

Pihaknya menegaskan komitmen Pemkab Kudus menciptakan iklim investasi yang ramah dan kondusif bagi para investor.

Menurut Bellinda, upaya itu sejalan dengan visi meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan investasi yang tepat, diyakini ekonomi Kabupaten Kudus dapat melesat dan berujung pada kesejahteraan masyarakat.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini