JEPARA – Mondes.co.id | Era digitalisasi juga berdampak pada perkembangan anak. Maraknya konten negatif yang mengancam pada kelompok usia anak. Mereka perlu mendapat perhatian sangat serius dari para orangtua.
Kekhawatiran itu disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Jepara Haizul Ma’arif kepada sejumlah pegiat media sosial, dalam sebuah pertemuan bertajuk Sukseskan Pemilu 2024 Tangkal Berita Hoaks.
“Perlu pengawasan ekstra orangtua agar memastikan anak-anak kita ini terbebas dari racun-racun negatif dari teknologi,” ujar pria nan karib disapa Gus Haiz, di Joglo Gunung Krinan, Desa Rajekwesi, Kecamatan Mayong, Selasa 18 April 2023.
Di tengah kecanggihan teknologi sekarang ini, Gus Haiz mengajak para orang tua supaya tidak lepas kendali terhadap buah hati.
Selain aktif dalam pendampingan, juga senantiasa mengecek riwayat atau rekaman aktivitas penelusuran internet.
“Harus proaktif, cek history pada tiap aplikasi penjelajah, bisa terlihat apa saja yang dilihat anak-anak,” tuturnya.
Niat anak, dikatakan dia, bisa saja tak ingin membuka hal-hal yang negatif. Namun, terkadang fitur pada tiap-tiap media sosial dapat mengarahkan ke konten yang bukan peruntukannya. Seperti Konten yang tidak pas untuk diakses anak.
“Jika terdeteksi bisa saja bukan karena sengaja, tapi aplikasi itu mengarahkan ke sana,” kata dia.
Dengan pengawasan ekstra, tumbuh kembang anak bakal bisa terselamatkan dari dampak negatif pemanfaatan teknologi. Utamanya pengaruh konten-konten dewasa.
Meski begitu, ada banyak aplikasi yang bertebaran di internet yang menyediakan konten positif dan ramah anak. Fitur keamanan juga disematkan untuk orang tua agar bisa menjaga anak tetap aman mengakses dunia maya.
“Seperti contoh akses anak pada media YouTube. Bisa kita disiasati dengan aplikasi YouTube Kids, ini khusus untuk kalangan usia anak agar aman,” ujarnya.
Ketua DPRD Jepara Gus Haiz juga menyampaikan perlunya sikap bijak dalam menggunakan media sosial. Khususnya menyikapi suatu kabar yang beredar.
Kepada para pengguna, ia mengimbau agar tak menelan mentah-mentah suatu informasi. Terlebih jika belum jelas kebenarannya.
“Celah itu kerap dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab, dengan menyisipkan hoaks,” tandasnya.
Dirinya menilai, kabar bohong atau hoaks bisa membuat perpecahan antaranak bangsa. Dampaknya dapat mengganggu kesatuan dan persatuan di daerah maupun negara.
“Semoga kita terselamatkan dari segala macam fitnah, tidak mudah terprovokasi, adu domba yang merusak kerukunan,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Kabid Komunikasi Diskominfo Muslichan. Pada kesempatan yang sama, ia meminta para pegiat media sosial agar bisa memahami aturan akan kebebasan berpendapat dalam ruang-ruang digital.
“Kita saring dulu kebenaran setiap informasi sebelum membagikan,” imbuhnya. (Ar/Dr)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar