Legenda Tari Topeng Soneyan dan Kesaktian Dalang Atmo Surat

waktu baca 3 menit
Kamis, 8 Jun 2023 12:04 0 1681 mondes

PATI – Mondes.co.id | Kabupaten Pati, sebuah kota yang membentang di Pantura Timur, dikenal luas memiliki kekayaan akan sumber daya alam (SDA).

Namun dibalik keelokan Bumi Mina Tani, tersimpan sejuta kisah mistis dan mitos yang menyelimuti. Satu dari sekian adalah Tari Topeng Soneyan.

Konon, Tari Topeng yang berasal dari Dukuh Kedung Panjang, Desa Soneyan, Kecamatan Margoyoso, telah mengakar sejak tahun 1600-an dan tidak ada duanya di penjuru Nusantara.

Margi Siswanto, Kepala Desa (Kades) Soneyan menceritakan, dari sejarah dan historinya, Tari Topeng Soneyan dulu pertama kali dibawa oleh seseorang dari Kerajaan Surakarta Solo.

Dan kemudian diperkenalkan oleh penduduk Dukuh Kedung Panjang.

Tari Topeng ini dikatakan, hanya dimainkan sekali dalam kurun waktu satu tahun, dan para pemainnya harus keturunan asli dari desa tersebut.

Tak main-main, mitos yang beredar, jika Tari Topeng diperankan oleh orang dari luar Desa Soneyan, maka akan mengalami kesurupan (kemasukan roh halus) dan sangat susah untuk dikendalikan.

Bahkan, sebelum pementasan berbagai sesajen seperti kembang tujuh rupa, kemenyan, dan sejenisnya juga dipersiapkan.

Di dalam rumah pencu yang terbuat dari kayu jati, Margi perlahan menjelaskan, tidak semua orang bisa melakonkan Tari Topeng Soneyan.

Mengingat betapa beratnya ritual nan sakral dalam pementasan.

Walau berat dan berisiko, tradisi itu terus dilestarikan, supaya para masyarakat dan dunia mengetahui bahwa ada warisan budaya Indonesia yang sangat istimewa.

“Harus diperankan asli keturunan Soneyan, tidak bisa yang lain. Dulu pernah ada tapi orangnya kesurupan dan susah dikendalikan, dan orangnya sering mengalami sakit-sakitan saat ini,” ujar Margi.

BACA JUGA :  Komisi IX DPR RI Turun Langsung Ke Pati Sosialisasikan MBG

Sembari menata belangkon yang dikenakan dan sesekali menyingkirkan keringat di dahi, ia menuturkan, misteri Tari Topeng Soneyan tidak hanya sebatas pementasan serta para pemainnya saja.

Saat hendak menjelaskan, emosi Margi terlihat semakin mengalir, sebatang rokok kretek yang sedari tadi tersimpan dipojok bibir, akhirnya dibakar juga.

Asap mulai mengepul dan menyeruak ke seluruh ruang tamu yang berukuran lebih dari 6 meter persegi.

Sembari menghela nafas panjang iapun mengungkapkan, jika ternyata dalang yang memainkan Tari Topeng Soneyan juga tak luput dari sorotan mata.

Diceritakan, kakek buyut sang istri adalah salah satu dalang Tari Topeng Soneyan yang sudah melegenda.

Dalang Atmo Surat, itulah nama kakek buyut istrinya, yang mana saat mendalang dalam satu malam bisa mementaskan kesenian itu lebih dari satu tempat.

Memang tidak masuk akal, konon diungkapkannya jika Atmo Surat mempunyai aji membelah diri.

Sehingga bukan suatu yang mustahil, jika dalam semalam Atmo Surat bisa mendalang lebih dari satu lokasi.

“Banyak yang cerita, jika mertua saya dulu saat mendalang itu semalam bisa tiga hingga empat lokasi secara bersamaan,” lirih Margi.

Pada zaman dahulu, jika kakek buyutnya merupakan satu-satunya dalang yang mampu memainkan seni Tari Topeng Soneyan.

Tak hayal, jika nama dalang Atmo Surat sangat lekat diingatan dan mempunyai seribu cerita bagi warga sekitar.

Bahkan, Atmo Surat tergolong mempunyai umur yang panjang untuk mendedikasikan hidupnya kepada Tari Topeng Soneyan.

Karena kedigdayaan dan tirakat yang kuat, Atmo Surat pun memiliki umur yang panjang.

“Beliau meninggal dunia pada umur 125 tahun,” jelasnya.

Dengan segala cerita didalam Tari Topeng Soneyan yang melegenda. UNESCO telah menetapkannya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) asal Indonesia pada tahun 2021. (Vin/Dr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini