PATI – Mondes.co.id | Momentum Lebaran menjadi hari kemenangan bagi masyarakat Indonesia.
Kemenangan ini selain mengesankan makna melampaui masa-masa Ramadan, juga sebagai fase untuk memperoleh wisit (sebutan uang Tunjangan Hari Raya atau THR) bagi masyarakat di Indonesia.
Hari Raya Idulfitri sejak dimulai, banyak masyarakat yang panen cuan. Mulai dari nominal kecil maupun nominal besar, terutama ketika mereka berkunjung ke rumah-rumah untuk halalbihalal.
Dari situlah, kesempatan bagi mereka menerima wisit.
Fenomena kebanjiran wisit inilah yang menyebabkan orang-orang memperoleh banyak uang, maka tak jarang dompet tebal dengan warna-warni hijau, biru, bahkan merah.
Uang-uang yang diterima tak sedikit, bahkan mayoritas menerima uang dengan nominal besar, seperti Rp100.000 yang bertumpuk-tumpuk di dalam dompet.
Sayangnya, hal ini menjadikan ketimpangan untuk membeli sesuatu, seperti di warung, swalayan, parkir, dan pom bensin.
Kondisi ini disikapi oleh petugas yang bekerja di berbagai layanan penyedia barang.
Mereka mengimbau masyarakat bertansaksi tunai dengan uang pas.
Seperti yang dilalukan petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kecamatan Winong ini.
Petugas memasang papan pengumuman agar pembeli bensin menggunakan uang pas, supaya petugas tidak kesulitan mencari uang receh untuk susuk (uang kembalian dalam istilah Jawa).
Seorang petugas SPBU, Khabib mengatakan jika pihaknya hanya menerima uang pas jika masyarakat ingin mengisi Pertalite, Pertamax, maupun Solar.
Pasalnya, ia dan kawan-kawan kekurangan stok uang kecil untuk susuk.
“Harap pakai uang kecil ya. Karena kami sudah hampir kehabisan uang buat kembalian, karena dari ratusan hingga ribuan pembeli sejak Lebaran pakai uang gede terus,” katanya saat melayani pembeli, Selasa, 1 Maret 2025.
Khabib mengira masyarakat sedang kebanjiran untung di Bulan Syawal ini.
Pasalnya, mereka sedang mengantongi banyak THR dengan nominal puluhan ribu dan ratusan ribu rupiah.
“Banyak orang yang pada dapat wisit, sehingga uangnya yang dipakai beli bensin besar-besar. Kalau pakainya uang Rp100 ribu semua untuk membeli satu liter hingga memenuhi tangki sepeda motor, maka kami kesulitan mencari penukaran uangnya,” ucap Khabib.
Lebaran hari ke-2 ini diakuinya menjadi puncak keramaian pembeli.
Apalagi, sejak Lebaran ke-2 berjalan, pembeli bensin di SPBU tidak hanya berplat dalam kota, ada pula yang plat luar kota.
Ia mengungkapkan bahwa kondisi banyaknya masyarakat membeli bensin dengan uang besar sudah terjadi sejak H-5 Lebaran.
Sampai dengan H+3 Lebaran, diprediksi masyarakat masih membeli dengan nominal gede.
“Kami sarankan mereka membeli dengan uang pas supaya kami tidak repot mencari uang pecahan untuk kembalian. Wah sudah sejak akhir Ramadan sampai hari ini banyak banget pembeli dengan uang besar,” ungkapnya.
Kendati demikian, ia mulai bersyukur karena pembeli bahan bakar meningkat.
Situasi itu terjadi lantaran kebutuhan bahan bakar kendaraan sangat tinggi, guna keperluan melancong dari tempat ke tempat lainnya.
Bersyukur, pada sore ini sudah mulai ada uang kecil untuk pengembalian.
Dirinya mengutarakan, masyarakat sudah mulai mau membeli dengan uang pas untuk kapasitas tangki bensin.
“Sejak siang ini sudah ada persediaan uang kecil,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar