PATI – Mondes.co.id | Puluhan atlet takraw menggelar aksi di area sengketa lahan SDN Dukuhseti 02 dan Pemerintah Desa (Pemdes) setempat. Selain menabur bunga, mereka juga membawa slogan sebagai bentuk aspirasi.
Sebanyak 13 atlet sepak takraw yang tergabung dalam Academy Sepak Takraw Foundation (ASTF) Dukuhseti menggelar aksi tabur bunga. Rabu (22/6/2022).
”Kembalikan lapangan kami. RIP prestasi kami. RIP hati nurani mereka,” isi tulisan aksi itu.
Mereka memprotes pencaplokan lahan SDN Dukuhseti 02 oleh Pemdes Dukuhseti. Diketahui lapangan sepak takraw yang digunakan anak-anak SD maupun atlet sepak takraw.
Tabur bunga ini sebagai simbol matinya hati nurani. Mereka menilai Pemdes lebih mementingkan parkiran mobil atau motor dibandingkan bakat atlet sepak takraw di Kecamatan Dukuhseti.
Padahal atlet-atlet sepak takraw sudah mempersembahkan puluhan prestasi di berbagai Kejuaraan baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Beberapa atlet bahkan mendapatkan beasiswa kuliah lantaran sepak takraw.
Pada 2 Agustus nanti, delapan atlet sepak takraw Dukuhseti juga akan mengikuti Pra Porprov di Kabupaten Klaten.
”Kami menyampaikan tuntutan kepada pemdes untuk mengembalikan lapangan sepak takraw. Karena lapangan kami termakan pihak desa. Ini mematikan prestasi kami. Padahal 2 Agustus nanti tim akan mengikuti Pra Porprov di Klaten,” ujar salah satu atlet sepak takraw Dukuhseti Muhammad Ainur Rifqi.
Konflik lahan ini, membuat latihan mereka terganggu. Pihaknya khawatir bila lapangan tidak dikembalikan akan menggangu persiapan. Sehingga penampilan para atlet tidak maksimal dalam kejuaraan nanti.
”Saya sebagai atlet merasa sedih karena dengan adanya konflik ini. Lahan manjadi terkendala dan kurang efektif untuk latihan. Awalnya tersetruktur rapi. Tapi sekarang seadanya. Karena biasanya menggunakan tiga Lapangan. Kali ini kemakan dua jadi tinggal satu lapangan saja yang digunakan,” terangnya.
Lelaki yang mendapatkan beasiswa kuliah karena prestasi di olahraga sepak takraw ini pun berharap kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menyelesaikan konflik ini.
Pasalnya, pihak Pemkab Pati seolah-olah tidak memperhatikan nasibnya. Pemkab membiarkan pencaplokan lahan.
”Pemkab seakan-akan membiarkan persoalan ini. Sehinga kami meminta Pak Ganjar membantu menyelesaikan konflik ini agar anak-anak bisa berlatih sepak takraw lagi,” tutupnya.
(Ed/Mondes)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar