Kisah Sukses Choirul Umam, Pengusaha Konveksi dan Sablon Asal Pohgading Gembong

waktu baca 3 menit
Senin, 25 Sep 2023 17:17 0 848 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Di tengah pesatnya modernisasi, turut hadir perkembangan dunia fashion yang merambah ke ranah industri kreatif. Salah satu perwujudan kemajuan dunia fashion sangat erat kaitannya dengan industri konvesi pakaian.

Industri kreatif memang menjadi salah satu keniscayaan untuk dipilih masyarakat, hingga mampu mencetak usahawan-usahawan sukses karena konsistensi dan keuletannya. Seperti halnya Choirul Umam, seorang pelaku usaha industri konveksi dan sablon pakaian asal Kabupaten Pati yang sudah dikenal luas masyarakat.

Pria yang berdomisili di Desa Pohgading, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati itu memiliki ide yang brilian memanfaatkan peluang usaha konveksi pakaian. Bahkan, kini ia mampu dilirik oleh brand-brand kenamaan lokal maupun nasional dan menjadi kepercayaan dalam memproduksi setelan pakaian yang berkualitas.

Ia bercerita jika selama mengawali usaha ini, dirinya memproduksi sablon kaos secara mandiri. Seperti mengerjakan pesanan mulai dari pemotongan, penyablonan, penjahitan, packaging, setrika, dan distribusi.

Bermula sejak ia masih di bangku kuliah, pada 2015 lalu mengikuti tren fashion dengan membuka usaha sablon kecil-kecilan di kos, tepatnya di Kabupaten Kudus.

“Saya awalnya atasi sendiri sejak saat masih kos di Kudus. Waktu itu lagi booming band ska & reggae, sehingga saya memulai menyablon kaos-kaos itu dan kaos-kaos lainnya,” ucap Umam kepada Mondes.co.id, Senin, 25 September 2023.

Pada 2018, ia memutuskan untuk kembali ke Kabupaten Pati. Berkat ketelatenannya, ia melangsungkan usaha di tempat baru dengan lancar. Bahkan, dirinya dipercaya oleh sejumlah lembaga dan perkumpulan untuk membuatkan pernak-pernik busana, mulai dari seragam sekolah, kemeja, jas, jaket, hoodie, kaos, dan pakaian olahraga. Menurutnya, kalangan anak muda dan mahasiswa menjadi pembeli yang paling banyak.

BACA JUGA :  Kecanduan Mangkal karena Sering Dapat Gopek, Sebab Fenomena Pak Ogah Rajin Muncul

“Ada jaket, jaket KKN universitas, seragam organisasi, baju karate, seragam sekolah, dan lain-lain.

Perlu diketahui, pria berusia 32 tahun itu membuka jasa konveksi dan sablon di rumah produksinya. Bersama 11 karyawan, ia setiap harinya mampu menghasilkan 100 sablon kaos dan 130 jahitan pakaian.

Dirinya mengaku telah mampu merajai pasaran tingkat lokal dan menjangkau pasaran tingkat nasional. Beberapa kali ia melayani konsumen dari berbagai wilayah, baik dari Jawa Tengah maupun di seluruh Indonesia. Ia memasarkannya lewat email dan jejaring sosial.

“Pembeli ada dari Jawa maupun luar Jawa. Ada yang dari Bali, Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, tetapi belum di Maluku. Bahkan pernah ada yg dari Jepang pesan ke sini,” jelas Umam sambil memperlihatkan produknya di rumah produksi.

Ia mendatangkan bahan dari Bandung. Dengan tangan dingin, dirinya bersama pekerja memproduksi konveksi dan sablon. Dirinya juga melayani jasa percetakan.

Tak mudah bagi Umam merintis usaha ini. Sejak pertama ia memulai bisnis dengan modal pinjaman, dirinya sempat kena modus penipuan.

Ia kena tipu sejumlah uang oleh seseorang. Sehingga ia putuskan pulang mendirikan usaha di kota kelahirannya, Bumi Mina Tani.

“Namanya dulu Penceng Sowak. Kemudian bertahan 2015-2017. Lalu saya pada waktu itu sempat kena tipu Rp4 juta sehingga membuat saya pulang mendirikan usaha ini di rumah,” tutur Umam.

Memulai kehidupan baru di kampung halaman membuatnya termotivasi untuk punya kontribusi bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga orang lain. Ia kemudian berusaha payah membangkitkan usahanya dengan ikut kursus jahit dan sablon yang difasilitasi Komunitas Sablon Pati.

“Saya mulai lagi dengan ikut Komunitas Sablon Pati. Saya diajak berbagai kelas agar mampu lebih terampil di dunia konveksi. Hingga akhirnya saya menerapkannya dengan maksimal di usaha saya,” ungkapnya.

BACA JUGA :  MTsN 1 Pati Gelar Ruwahan Massal Selama Satu Minggu

Berkat kegigihannya, setiap bulan Umam mampu meraup omzet puluhan juta bahkan hingga ratusan juta. Ia pun merekrut karyawan kampung yang butuh pekerjaan.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini